1. PENDAHULUAN
Dalam menghadapi lingkungan yang berubah, organisasi bisnis
perlu terus mengembangkan dirinya, dimana organisasi perlu berkembang menjadi
lebih efisien dan bersaing lebih agresif. Dalam ungkapan sering dikenal adanya
istilah: berubah atau mati.
2. PENGERTIAN
Pengembangan organisasi (Organizational
Development/ OD) didefinisikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan tentang
perilaku dalam usaha jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan organisasi
dalam menghadapi lingkungan eksternal dan meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah-masalah internal. Jadi, OD mengacu pada proses persiapan dan
pengelolaan perubahan organisasi (yang terencana), dengan menerapkan berbagai
prinsip ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Tujuan akhir OD adalah untuk
mempertemukan tujuan organisasi, kelompok dan individu, melalui peningkatan
keefektifan, keadaptasian, keterampilan pemecahan masalah, kepekaan, dan
partisipasi aktif para anggota organisasi dalam seluruh aktivitas organisasi
perusahaan. Tujuan OD dapat dipecah menjadi tiga subtujuan utama, yaitu
perubahan sikap atau nilai-nilai modifikasi perilaku, serta perubahan struktur
dan kebajikan.
3. NILAI DAN HASIL PENGEMBANGAN ORGANISASIONAL
Nilai utama yang terkandung dalam
aktivitas OD adalah kerjasama dan adanya proses kerja yang partisipatif,
jabaran dari kedua nilai tersebut adalah: adanya respek terhadap orang lain,
kepercayaan dan dukungan penyamaan kekuasaan konfrontasi (tidak ada persoalan
yang ditutup-tutupi), dan adanya partisipasi anggota organisasi dalam
pengambilan keputusan.
4. KARAKTERISTIK PENGEMBANGAN
ORGANISASI
OD memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut:
1) Direncanakan,
artinya OD merupakan perubahan yang terencana, berbeda dengan perubahan yang
alami, tidak beraturan.
2) Problem-oriented, maksud OD dilakukan guna memecahkan
masalah yang dihadapi organisasi.
3) Pendekatan
sistem, yaitu perubahan salah satu bagian harus memperhitungkan bagian yang
lain.
4) Merupakan bagian
integral dari proses manajemen, bukan merupakan kegiatan yang terpisah.
5) Merupakan proses
yang berkelanjutan dan berorientasi pada hasil jangka panjang.
6) Berpijak pada
peningkatan. Tujuan OD adalah untuk meningkatkan keefektifan dan keadaptasian
organisasi, peningkatan kepekaan, serta mendorong partisipasi anggota
organisasi.
7) Menekankan pada
intervensi kegiatan yang sedang berjalan dan peran aktif agen perubahan,
sebagai katalis dalam proses OD.
8) Didasarkan pada
teori dan praktek yang jelas.
9) Lebih ditujukan
pada perubahan kelompok kerja.
5. PRINSIP PEMBELANJAAN DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN PROGRAM OD
Guna mendukung efektivitas program
OD, beberapa prinsip pembelajaran harus diperhatikan. Prinsip-prinsip
pembelajaran yang terpenting adalah sebagai berikut:
1) Harapan dan
motivasi. Harapan dan
motivasi individu sangat mempengaruhi perilakunya. OD menyangkut masalah
perubahan diri individu. Individu-individu akan bersedia menerima perubahan dan
mengubah diri jika mereka memahami hasil perubahan bagi pemenuhan
kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karenanya manajer harus bisa menjelaskan kepada
seluruh anggota organisasi akan manfaat masa depan perubahan yang akan diperoleh.
2) Penguatan dan
umpan balik. Individu
akan mengulangi perilaku masa lalu pada situasi serupa apabila perilaku
tersebut mendapatkan penguatan atau imbalan berupa imbalan yang positif,
informasi dan perasaan bahagia. Sebaliknya individu akan meningkatkan perilaku
masa lalu yang menghasilkan hukuman. Perubahan organisasi akan sukses jika
perilaku yang telah membaik selalu dikuatkan. Sebaliknya perilaku yang buruk
haru dikenai hukuman.
6. MODEL UMUM PENGEMBANGAN ORGANISASI
OD distimulir oleh kekuatan perubahan
yang berasal dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Kekuatan perubahan
mempengaruhi prestasi organisasi metode pengembangan dengan jalan membandingkan
biaya dengan hasil, dan hasil nyata dengan yang seharusnya.
7. SUMBER PERUBAHAN
Secara garis besar, sebab perubahan
organisasi dapat dikelompokkan menjadi dua: sumber di luar organisasi, yaitu
kekuatan lingkungan eksternal, dan sumber yang ada di dalam organisasi, yaitu
kekuatan lingkungan internal. Sumber perubahan yang berasal dari lingkungan
luar yaitu perubahan pasar teknologi, perubahan sosial, hukum, maupun politik. Sedangkan
sumber dari dalam organisasi dapat berupa perubahan proses pengambilan
keputusan, perubahan proses komunikasi, maupun perubahan perilaku.
8. ISU PELAKSANAAN DALAM PENGEMBANGAN
ORGANISASIONAL
Nilai-nilai dalam pengembangan
organisasional antara organisasi-organisasi yang satu belum tentu berhasil
untuk organisasi lain, dimana isu yang timbul menyangkut perbedaan dalam
kebudayaan, politik terhadap perubahan dan etika dari kontrol yang dimiliki
manajemen. Keberhasilan pelaksanaan pengembangan organisasional sangat
ditentukan oleh budaya apa yang dimiliki organisasi saat ini. contohnya: sebuah
organisasi yang semula menggunakan desain mekanistik dan akan diubah menjadi
organisasi organistik, akan membawa hasil yang baik jika karyawan tergolong
dalam kelompok Y (karyawan yang suka bekerja, kreatif dan penuh tanggung jawab
sesuai dengan teori motivasi Douglas McGregor) dan tentunya akan menjadi suatu
kegagalan jika diterapkan pada karyawan tipe X (malas, tidak suka
pertanggungjawaban, dan perlu didesak untuk bekerja).
9. KETERLIBATAN/INTERVENSI
PENGEMBANGAN ORGANISASIONAL
Ada 3 kategori teknik dan intervensi
pengembangan organisasional yang dapat membawa perubahan menuju ke hasil yang
positif, yaitu: structural interventions, task technology interventions, dan
people focused interventions.
1) Intervensi pengembangan
organisasional secara struktural ditujukan untuk membuat organisasi lebih
organic dan egalitarian, yang mana akan dicapai melalui program-program
tertentu, seperti: reorganisasi struktural (pengubahan struktur organisasi yang
lebih sesuai dengan desakan lingkungan, apakah akan bersifat mekanistik atau
organik), sistem imbalan yang baru (untuk mengubah alat motivasi yang sesuai
dengan tuntutan anggota organisasi dalam lingkungan saat ini), mengubah budaya
dalam organisasi (terutama untuk menghilangkan budaya yang jelek dan
mengenalkan nilai budaya yang sesuai dengan nilai-nilai yang diinginkan dalam
pengembangan organisasional).
2) Intervensi dalam
tugas dan teknologi ditujukan untuk mengubah pekerjaan dan teknologi yang
dilaksanakan oleh karyawan, melalui beberapa teknik, yaitu: dengan melakukan
redesain pekerjaan (melalui job rotation, enlargement enrichment dan tim
kerja otonomi), pengembangan sistem sosialteknikal (desain pekerjaan yang
mengoptimalkan antara kepentingan sosial dan teknologi suatu pekerjaan),
meningkatkan mutu lingkungan kerja/quality of work life (yaitu proses
yang digunakan organisasi untuk menanggapi mekanisme yang mengijinkan mereka
untuk menentukan desain pekerjaan yang akan mereka lakukan).
3) Yang terakhir
adalah intervensi adalah intervensi yang berfokus pada orang yang ditujukan
untuk mengubah sikap dan perilaku, dengan dasar asumsi efektivitas organisasi
dapat dikembangkan dengan mengatasi persoalan interpersonal. Metode ini dapat
dilakukan dengan teknik sebagai berikut: Sensitivity Training (melatih
grup tertentu agar perilakunya berubah melalui interaksi tak terstruktur
sehingga lebih sensitif terhadap perilaku orang lain), Survey Feedback (penggunaan
kuisioner untuk mengetahui perbedaan persepsi anggota organisasi dan dapat
dilanjutkan dengan diskusi untuk mengatasinya), Process Consultation (menggunakan
konsultan yang memberi pandangan bagi kliennya mengenai apa yang terjadi di
sekelilingnya, dan menentukan proses yang perlu dikembangkan), Team Building
(interaksi dalam grup untuk meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan), Intergroup
Development (dukungan untuk mengembangkan interaksi antar kelompok).
10. PERAN AGEN PERUBAHAN
Agen perubahan merupakan pihak yang
bertanggung jawab atas terjadinya, berlangsungnya, dan kesuksesan perubahan
organisasi. Agen perubahan bertugas untuk mengintervensi organisasi atau para
karyawan, departemen-departemen, dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas
mereka. Agen perubahan dapat berasal dari luar organisasi, yaitu konsultan,
berasal dari dalam organisasi sendiri, maupun campuran antara keduanya. Kesuksesan
perubahan akan sangat tergantung pada kualitas agen perubahan dan tingkat kerja
sama antara agen perubahan tersebut dengan para pengambil keputusan organisasi.
11. STRATEGI PERUBAHAN
Berbagai struktur perubahan tersedia
bagi agen perubahan untuk diterapkan. Pemilihan strategi yang tepat akan
menentukan hasil tujuan perubahan.
1) Perubahan
Kekuatan-Paksaan
Strategi
ini menggunakan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan kekuasaan paksaan sebagai
alat dasar untuk melaksanakan perubahan, kekuasaan legitimasi, imbalan dan
paksaan merupakan jenis kekuasaan yang ditanamkan atau melekat pada
posisi-posisi tertentu dalam hirarki struktur organisasi, oleh karena itu, agen
perubahan dapat memaksakan terjadinya perubahan karena dia memiliki wewenang
yang sah.
2) Strategi
Empirikal-Rasional
Penerapan
strategi ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia bersedia berubah jika
mempunyai alasan yang kuat. Oleh karenanya tindakan perubahan harus dimulai
dari bujukan agen perubahan tentang pentingnya perubahan, dengan menjelaskan
berbagai kerugian jika tidak diadakan perubahan dan manfaat yang akan diperoleh
jika diadakan perubahan organisasi. Bujukan akan berhasil jika agen perubahan
memiliki kekuasaan.
3) Strategi
Normative-Reductive
Perubahan melibatkan
berbagai hal, antara lain perubahan sikap, nilai keahlian, pola hubungan antar
pribadi, norma dan budaya individu maupun kelompok.
12. METODE PENGEMBANGAN STRUKTUR
1) Manajemen
berdasarkan sasaran. Manajemen berdasarkan sasaran (Management By Objective =
MBO) merupakan sistem manajerial yang komprehensif yang memadukan berbagai
aktivitas penting manajerial ke dalam suatu gaya yang sinematik, yang secara
sadar mengarah kepada efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan individu dan
organisasi. MBO bertujuan untuk memanfaatkan kreativitas dan inovasi individu
dengan melibatkan mereka dalam aktivitas pengambilan keputusan.
2) Organisasi
sistem 4. Menurut sistem ini, organisasi dapat dibagi menjadi 4 sistem, yaitu
sistem pertama (desain mekanistik) sampai dengan sistem 4 (desain organik). Desain
organik dianggap merupakan kondisi ideal bagi prestasi puncak organisasi,
sehingga jika organisasi saat ini diketahui berada pada sistem 1,2 maupun 3,
harus diusahan diubah atau didekatkan ke sistem 4.
3) Teknologi Desain
MAPS. MAPS merupakan metode pengembangan struktur dengan jalan mengaplikasikan
teori-teori motivasi. Pada intinya MAPS bertujuan untuk mengetahui “reaksi”
individu terhadap jenis-jenis pekerjaan dan rekan kerjanya. Reaksi yang kurang
baik menandakan perlunya perbaikan dan pengembangan struktur maupun pilihan
kelompok kerja.
13. METODE PENGEMBANGAN KETERAMPILAN
DAN SIKAP
Metode pengembangan keterampilan dan
sikap dapat dikelompokkan ke dalam:
a) On-the job
training terdiri
dari job-instruction training dan junior executive board.
b) Off-the job
training melalui
metode pengajaran, diskusi, studi kasus, dan pelakonan peran.
14. METODE PENGEMBANGAN PERILAKU
Metode pengembangan perilaku terdiri
dari:
1) Grade managerial, yaitu kelompok pengembangan untuk
mengembangkan perilaku kelompok dan gaya kepemimpinan yang efektif.
2) Team
building,
ditujukan untuk lebih memfungsikan tim kerja dengan jalan meningkatkan
keterampilan antar pribadi (interpersonal skill).
3) Life
planning, merupakan metode pengembangan
perilaku dengan jalan menuntun individu untuk memiliki karir dan aktivitas
(pekerjaan) yang mendatangkan kepuasan bagi dirinya.
4) Sensitivity
training, ditujukan untuk meningkatkan kepekaan
pengertian terhadap diri sendiri maupun terhadap rekan kerja sehingga diperoleh
pilihan perilaku yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar