harusnya pembahasan kali ini yang aku post duluan dari pembahasan mengenai kewirausahaan sebelumnya, tapi pas pertemuan ini aku nggak masuk. makanya aku baru bisa post sekarang begitu dapat salinan materi punya temanku.. semoga bermanfaat ya.. ^^
Mata Kuliah: Kewirausahaan
Dosen: Kapriani, S.E., M.Si.
Pertemuan: 2
Salah seorang pelopor yang memasyarakatkan istilah wiraswasta
ialah Dr. Suparman S. sejak tahun 1967 melalui berbagai ceramah sebagai dosen
UNPAD sangat menekankan peluang kelompok kreatif entrepeneur Indonesia
untuk mengangkat bangsa Indonesia.
Istilah wiraswasta ada yang menghubungkan dengan istilah
saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa sanskerta, tetapi mempunyai makna
yang berbeda. Wiraswasta terdiri dari tiga kata: wira artinya manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar
kemajuan dan memiliki keagungan watak; swa artinya sendiri; dan sta
artinya berdiri.
Sedangkan saudagar terdiri dari dua kata: sau berarti
seribu dan dagar artinya akal. Jadi, saudagar artinya seribu akal. Dari ungkapan
etimologis, wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam
memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah permasalahan hidup dengan kekuatan
yang ada pada diri sendiri.
Contoh: orang-orang yang Thomas Edison, Hendry Ford, Sciciro
Honda, Bahrudin, mereka adalah kaum bangsawan, sarjana tetapi kebanyakan orang
yang tidak tinggi sekolahnya.
Ada beberapa pengertian wiraswasta menurut Daoed Yoesoep,
wiraswasta adalah: memimpin usaha baik secara teknis dan atau ekonomi dengan
berbagai fungsional seperti memiliki, mengurus, meneerima tantangan memelopori
usaha baru, penemu, memburu keuntungan, dan membawa usaha kearah kemajuan.
Sejarah kewirausahaan dibagi dalam periode:
1.
Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari
periode yang dimotori Marcopolo. Dalam masanya terdapat dua pihak pasif dan
aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil
keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif, sedangkan pihak aktif
adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan
mengelilingi lautan. Banyak resiko yang bisa terjadi pada mereka, baik fisik
maupun sosial akan tetapi keuntungan yang mereka peroleh hanya sebesar 25%.
2.
Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode
pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang
mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka
menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya diberikan oleh
pemerintah. Tipe wirausahawan yang menonjol antara lain yang bekerja dalam
bidang arsitektural.
3.
Abad ke-13
Seorang ekonom Richard Cantilon
menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko dengan
melihat perilaku mereka yakni membeli harga yang tetap namun menjual dengan
harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi
resiko.
4.
Abad ke-18
Berlanjut di abad ke-18 adalah
wirausahawan yang tidak dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan
akan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu
dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
5.
Abad ke-19
Abad ini, wirausahawan didefinisikan
sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk
meningkatkan pertambahan nilai personal.
6.
Abad ke-20
Pada abad ke-20 melekat erat pada
wirausahawan dimasa sekarang.
Pengertian kewirausahaan
Menurut Peter F. Drucker, kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
berbeda dari yang lain, atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang
sudah ada sebelumnya.
Sementara itu, menurut Zimmerer mengartikan
kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan
memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi
tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
Seorang wirausahawan harus memiliki kemampuan yang kreatif
dan inovatif dalam menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah
wirausahawan adalah bisnis. Bahkan mimpi seorang pebisnis sudah merupakan ide
untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar