Minggu, 06 April 2014

BAHAN AJAR



harusnya pembahasan kali ini yang aku post duluan dari pembahasan mengenai kewirausahaan sebelumnya, tapi pas pertemuan ini aku nggak masuk. makanya aku baru bisa post sekarang begitu dapat salinan materi punya temanku.. semoga bermanfaat ya.. ^^


Mata Kuliah: Kewirausahaan
Dosen: Kapriani, S.E., M.Si.
Pertemuan: 2

Salah seorang pelopor yang memasyarakatkan istilah wiraswasta ialah Dr. Suparman S. sejak tahun 1967 melalui berbagai ceramah sebagai dosen UNPAD sangat menekankan peluang kelompok kreatif entrepeneur Indonesia untuk mengangkat bangsa Indonesia.
Istilah wiraswasta ada yang menghubungkan dengan istilah saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa sanskerta, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Wiraswasta terdiri dari tiga kata: wira artinya manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan dan memiliki keagungan watak; swa artinya sendiri; dan sta artinya berdiri.
Sedangkan saudagar terdiri dari dua kata: sau berarti seribu dan dagar artinya akal. Jadi, saudagar artinya seribu akal. Dari ungkapan etimologis, wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.
Contoh: orang-orang yang Thomas Edison, Hendry Ford, Sciciro Honda, Bahrudin, mereka adalah kaum bangsawan, sarjana tetapi kebanyakan orang yang tidak tinggi sekolahnya.
Ada beberapa pengertian wiraswasta menurut Daoed Yoesoep, wiraswasta adalah: memimpin usaha baik secara teknis dan atau ekonomi dengan berbagai fungsional seperti memiliki, mengurus, meneerima tantangan memelopori usaha baru, penemu, memburu keuntungan, dan membawa usaha kearah kemajuan.

Sejarah kewirausahaan dibagi dalam periode:
1.      Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode yang dimotori Marcopolo. Dalam masanya terdapat dua pihak pasif dan aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif, sedangkan pihak aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingi lautan. Banyak resiko yang bisa terjadi pada mereka, baik fisik maupun sosial akan tetapi keuntungan yang mereka peroleh hanya sebesar 25%.
2.      Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahawan yang menonjol antara lain yang bekerja dalam bidang arsitektural.
3.      Abad ke-13
Seorang ekonom Richard Cantilon menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko dengan melihat perilaku mereka yakni membeli harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.
4.      Abad ke-18
Berlanjut di abad ke-18 adalah wirausahawan yang tidak dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
5.      Abad ke-19
Abad ini, wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.
6.      Abad ke-20
Pada abad ke-20 melekat erat pada wirausahawan dimasa sekarang.

Pengertian kewirausahaan
Menurut Peter F. Drucker, kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain, atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Sementara itu, menurut Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
Seorang wirausahawan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahawan adalah bisnis. Bahkan mimpi seorang pebisnis sudah merupakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar