cinta.. satu kata itu benar-benar sulit untuk dimengerti. aku bahkan nggak yakin, apa aku pernah ngerasain perasaan itu untuk orang lain selain keluargaku. beberapa kali aku pernah salah mengartikan antara rasa cinta dan suka.. love and like.. dimulai dengan huruf yang sama dan sama-sama membuat orang lain merasa nyaman.. atau terluka? dua perasaan itu selalu mempengaruhiku. wajar saja kan kalau aku salah mengartikan perasaan yang kupunya..
aku jadi teringat, saat aku masih SD, pada 'cinta monyet ku'. itu cara teman-temanku menyebut cowok pertama yang mendeklarasikan kata suka itu padaku. cowok yang sama-sama menjabat sebagai PinRu (Pemimpin Regu) dalam organisasi pramuka di sekolah ku itu. dia adalah cowok yang berasal dari sekolah tetangga. kami sering menghabiskan waktu bersama karena kami sering mengadakan PerSaMi (perkemahan sabtu minggu) setiap akhir pekan. saat itu, aku bahkan tidak mengerti apa yang membuat teman-temanku selalu tersenyum-senyum menatapku saat aku sedang berbicara dengan cowok itu. aku tidak mengerti apa yang membuat teman-temanku menjerit kegirangan saat cowok itu memberikan cokelat padaku, atau boneka, atau saat cowok itu membawakanku makanan. aku tidak mengerti kenapa teman-temanku selalu mejadi super sibuk dengan segala hal lain yang membuat mereka bisa meninggalkanku setiap kali cowok itu menghampiriku di saat aku bersama dengan mereka. aku benar-benar tidak mengerti dan tidak ingin tau apa yang mereka pikirkan. tapi tentu saja, aku tetap tau. bagaimana bisa teman-temanku diam dan tenang kalau tidak memberitahuku dan terus menanyaiku tentang bagaimana pendapatku tentang cowok itu. mengatakan bahwa cowok itu super cute dan manis banget dengan segala sikapnya. mengatakan bahwa aku sangat serasi dengan cowok itu karena kami sama-sama menjadi PinRu dan juga ketua kelas. tapi, aku tidak perduli karena menganggap itu hanya bercandaan mereka saja. sampai aku akhirnya tersadar bahwa cowok itu mulai menjauh. dia selalu mengawasiku, aku tau itu karena aku sering memergokinya mencuri pandang kearahku. tapi dia tidak pernah mendekat lagi. dia tidak pernah berbicara denganku lagi. dia selalu mencari alasan untuk menghindariku. setiap kali kami harusnya ditugaskan bersama, dia selalu menghindar dan menyuruh temannya menggantikannya. saat itulah, aku sadar. aku merasa kehilangan, karena sebenarnya aku mulai menyukainya. dan merasa menyesal karena tidak pernah mengatakan apapun, bahkan terkesan menghindar setiap kali dia mengatakan kalau dia suka padaku dan mau jadi pacarku. harusnya waktu itu aku setuju saja. harusnya waktu itu, aku berani untuk mencobanya. harusnya waktu itu aku berani untuk berpikir kalau mungkin dia tidak sedang becanda. tapi, semua sudah berlalu. it's too late, right?
masa SD ku berakhir dan aku mulai masuk ke salah satu SMP favorit di lingkunganku. semuanya berjalan baik-baik saja. tapi aku tidak seaktif dulu. aku tidak lagi menjadi ketua kelas, tidak lagi ikut organisasi ini dan itu. yang kulakukan hanya duduk di kelas, dan terkadang mengobrol dengan teman sekelas yang kebetulan bertanya padaku. aku menjadi bagian dari kelas itu tapi aku merasa kalau diriku berubah menjadi begitu pendiam. aku seperti menjadi tidak tertarik melakukan apapun dan hanya fokus pada pelajaranku.
di kelasku, ada satu cowok yang pintar dan selalu mendapat peringkat pertama. karena kelasku adalah kelas tertinggi, maka jadilah cowok itu menjadi cowok yang paling pintar di angkatan kami. dan hanya karena kebodohanku mengiyakan saja apa yang dikatakan teman-temanku saat kami sedang mengobrol, aku jadi di-cap sebagai cewek yang ngalamin 'CiDaHa' alias cinta dalam hati sama cowok itu. aku heran dong kenapa ada gosip seperti itu, sampai aku sadar bahwa beberapa waktu lalu, saat teman-teman sekelasku menyeretku untuk bergosip ria, mereka sedang bertanya apa aku suka pada 'dia'? dia yang dimaksud adalah cowok terpintar di kelasku, tentu saja. dan bodohnya aku, tanpa mendengar dengan jelas pertanyaan mereka, aku hanya mengiyakan semuanya. alasan mereka bertanya seperti itu cuma karena masalah sepele. aku sering senyum-senyum sendiri saat mengingatnya.
aku tidak ingat hari itu hari apa, yang jelas cowok itu sedang piket. dan entah karena apa, cewek-cewek nyuruh dia mengepel kelas kami, juga koridor di depan kelas, tempat ku dan teman-teman yang lain sedang mengobrol. nah, si cowok ini dengan seenaknya ngusir kami, bahkan nggak segan-segan ngepel sepatu teman-temanku yang nggak juga mau minggir, tapi dia nggak ngelakuin hal yang sama ke aku. ngebiarin aku, nggak ngeganggu aku, ngusir atau segala macamnya lah. dari situ, teman-teman mulai berpikir kalau dia suka sama aku dan penasaran dengan perasaanku. sejujurnya, aku ngerasa awkward lantaran teman-teman yang sering ngegodain kami kalau kami ngobrol. ngebuat aku malu buat bicara dengannya dan dia juga nggak enak bicara dengannku. dan dia menjadi cowok kedua yang katanya 'pernah kusuka'. orang-orang sering banget dengan seenaknya mengecap orang lain sebagai 'cowok yang pernah ditaksir' atau 'cewek yang pernah naksir' padahal kan belum tentu apa yang mereka katakan itu benar. yang ada, tingkah mereka itu malah membuat aku dan juga orang-orang yang mengalami nasib yang sama sepertiku jadi membatasi pergaulan lantaran takut kena gosip yang nggak-nggak.
masa SMA ku berlalu begitu saja tanpa ada sesuatu yang menarik. tanpa pacar, tanpa ada cowok yang kusuka. dan begitu masa kuliah ku di mulai, aku melihat Dia. Dia manis, tidak banyak bicara tapi sering tersenyum. tawanya terdengar menyenangkan. dan aku menyukainya. tapi setelah hari itu, aku tidak pernah melihatnya lagi. aku juga tidak berniat untuk mencarinya.
di kampus, seperti menemukan sasaran baru. cowok-cowok mulai memasang target mereka dengan mendekati cewek incaran. aku tidak merasa terganggu, karena aku yakin tidak ada yang begitu memperhatikanku. karena aku tidak menarik. setiap kali, aku merasa diperhatikan, aku selalu mengatakan pada diriku sendiri bahwa itu hanya perasaanku. tapi saat aku memergoki mereka yang terang-terangan mendekatiku, aku selalu berpikiran bahwa mereka hanya ingin berteman atau ingin membuatku jadi perantara agar mereka bisa lebih dekat dengan temanku yang memang cantik banget, manis pula. wajar aja sih kalau dari hari pertama dia langsung jadi pusat perhatian. membuat diriku menjadi tidak begitu mencolok, membuatku merasa lebih nyaman. mungkin karena apa yang terjadi saat aku masih SMP, aku jadi merasa tidak nyaman diperhatikan, tidak nyaman jadi pusat perhatian, dan tidak ingin menarik perhatian.
aku mulai menikmati kehidupan kuliahku dan tidak merasa terganggu dengan setiap perhatian cowok-cowok, yang entah mengapa seakan tidak sadar bahwa aku ingin menghindar dari mereka. strategi yang kujalankan berhasil, tapi itu tidak berlaku lagi saat mereka --maksudku cowok-cowok itu-- dengan terang-terangan bilang kalau mereka suka aku dan mau jadi pacarku. dan tentu saja aku tidak bisa bersikap yang sama seperti apa yang pernah aku lakukan dulu. jadi, saat itu, satu-satunya cara yang terpikirkan olehku untuk menolak mereka adalah mengatakan kalau aku suka sama cowok lain. setidaknya itu berhasil membuat mereka mundur.
semester pertama ku berakhir dan dimulai lah semeter kedua di kampus. aku mulai dekat dengan dua teman cewek yang selalu menemaniku kemana-mana. dan aku melihat cowok itu lagi saat hari ultahku, di saat dua temanku ini menyiapkan kejutan untukku. cowok yang kulihat di hari pertama kuliah itu, aku melihatnya lagi diantara teman-temanku. hari itu juga aku tau siapa dia dan mulai merutuki kebodohanku. entah apa yang kulakukan sampai-sampai tidak sadar kalau cowok itu ternyata sudah hampir setahun ada di kelas yang sama dengan ku, tapi aku tidak sadar... aduh,, aku ini kenapa sih?! aku tau apa yang akan kalian katakan, "tidak peka" "tidak perduli sama keadaan sekitar", well, terserahlah. pokoknya yang kalian katakan itu benar, dan aku menyesalinya. harusnya aku bisa mengenal dia lebih awal, kalau saja aku lebih memperhatikan teman-teman sekelasku..
tapi itu belum telat. aku tidak mau berhenti di situ. dan aku mulai menjalankan aksiku dengan bicara dengannya. tidak mengobrol langsung hanya lewat inbox saja. tapi itu sudah kemajuan besar kan untukku, katakan saja "iya". aku kan udah beraniin diri untuk nyapa cowok itu duluan. aku jadi cukup dekat dengannya. dan akhirnya aku mutusin untuk nyatain perasaanku ke dia. aku bilang kalau aku suka dia tapi dia nggak perlu ngasih jawaban karena aku tau dia sudah punya pacar. aku cuma minta dia untuk nggak menghindar dari aku dan berpura-pura tidak mengenal aku. aku nggak mau itu. dia juga setuju. dan hubungan kami berlanjut begitu saja. kami mengobrol, hanya jika aku yang memulai obrolan. teman-temanku juga sudah tau kalau aku suka dia, teman-teman dia juga tau. mereka menjadikan itu cara baru untuk menggodaku, tapi aku tidak keberatan. yang kulakukan hanya tertawa-tawa saja, meskipun kadang-kadang candaan mereka membuat ku jadi salah tingkah di depannya tapi toh, ini cukup menarik. setidaknya aku punya pengalaman baru. pertama kalinya nyatain perasaan ke seorang cowok. pertama kalinya juga ditolak, eh, nggak ding. aku kan nggak ditolak, orang dia nggak bilang kalau dia nggak mau jadi pacarku. dia malah bilang kalau dia juga bukannya nggak suka sama aku. tapi dia udah punya pacar. dan aku ngerti itu.
sampai sekarang, aku masih menganggap aku suka cowok manis itu. tapi aku nggak tau apa itu hanya sekedar rasa suka, sudah berubah jadi cinta, atau itu hanya sekedar obsesi ku lantaran terlalu penasaran sama dia yang selalu membuatku teringat diriku sendiri setiap kali melihatnya?? I don't know.. tapi, aku yakin seiring berjalannya waktu, mungkin, nantinya aku akan tau jawabannya. sebelum itu terjadi, aku hanya perlu tersenyum dan menjaga perasaanku agar tidak terlalu berharap lebih padanya. karena meskipun itu cinta, aku juga tidak akan bisa melakukan apapun. dia milik orang lain, ingat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar