Jumat, 14 Maret 2014

X. MANAJEMEN STRES

1. PENDAHULUAN
Pembicaraan mengenai stres dan pengaruhnya pada seorang karyawan akhir-akhir ini mendapat perhatian yang besar. Sebesar-besarnya stres bukan hal yang baru, karena para leluhur kita telah mengalaminya ketika mereka berhadapan dengan binatang buas di hutan. Sekarang kita tidak lagi berhadapan dengan binatang buas, tetapi dengan tugas-tugas menumpuk yang harus diselesaikan tepat waktu, pekerjaan-pekerjaan yang jelek rancangannya, hubungan yang tidak harmonis dengan atasan dan sebagainya.

2. PENGERTIAN STRES
Stres adalah konsekuensi setiap tindakan dan situasi lingkungan yang menimbulkan tuntutan psikologis dan fisik yang berlebihan pada seseorang.

3. PEMAHAMAN MENGENAI STRES
Pemahaman mengenai stres dapat dilakukan dengan mengatahui terlebih dahulu sumber potensial penyebab stres. Adapun sumber-sumber tersebut adalah: faktor-faktor lingkungan (terutama karena adanya ketidakpastian dalam lingkungan, baik itu bersifat ekonomi, politik maupun teknologi), faktor organisasional (yang diakibatkan adanya tuntutan dari tugas dan peranannya dalam organisasi, hubungan antarpribadi, struktur organisasi, kepemimpinan dalam organisasi), dan faktor individual (berupa masalah ekonomi dan kurangnya waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga).
Ketiga faktor di atas akan diperjelas dengan adanya perbedaan individual sehingga menyebabkan pekerja mengalami stres. Ada paling kurang lima variabel yang membedakan tiap individu, yaitu: persepsi, pengalaman kerja, dukungan sosial, iocus of control dan hostility.

4. KONSEKUENSI DARI STRES
Seorang karyawan yang sering terkena stres akan mengalami berbagai gejala, antara lain: gejala fisiologis (yang mengakibatkan perubahan kesehatan tubuh, misalnya: darah tinggi, sakit kepala dan serangan jantung), gejala psikologis (perubahan seseorang dalam sikap, misalnya: tidak sabar, cepat bosan dan suka marah), dan gejala pada perilaku (perubahan pada perilaku seseorang menyangkut produktivitas, tingkat absensi, dan turn over).

5. STRATEGI MANAJEMEN STRES
Diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi.
Dalam pendekatan individu seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu: pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan mengumpulkan sahabat, keluarga, yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
Dari pendekatan organisasional dapat dilihat bahwa beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengatasi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan akan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.

6. PENYEBAB STRES
Setiap orang mempunyai reaksi dan cara yang berbeda dalam menghadapi suatu situasi yang sama. Apa yang dihadapi oleh karyawan A mungkin dirasakan sebagai sesuatu yang merangsang, tetapi oleh karyawan B mungkin dirasakan sebagai tekanan. Berikut ini akan dijelaskan penyebab umum stres.
1)      Penyebab Fisik
A.      Kebisingan. Kebisingan yang terus-menerus dapat menjadi sumber stres bagi banyak orang. Namun perlu diketahui bahwa terlalu tenang juga menyebabkan hal yang sama. Perusakan kereta api Inggris, setelah menggunakan gerbong modern mengalami masalah karena tingkat peredam suaranya yang begitu kuat menyebabkan kita bisa mendengarkan pembicaraan orang lain dengan mudah. Di sini perlu diberikan semacam kebisingan untuk mengatasi gangguan dari penumpang lain.
B.      Kelelahan. Masalah kelelahan ini dapat menyebabkan stres karena kemampuan untuk bekerja menurun. Kemampuan bekerja menurun menyebabkan prestasi menurun, dan tanpa disadari menimbulkan stres.
C.      Penggeseran kerja. Mengubah pola kerja yang terus menerus dapat menimbulkan stres. Hal ini disebabkan karena seorang karyawan sudah terbiasa dengan pola kerja yang sama dan sudah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan lama.
D.     Jet-Lag. Jet-lag adalah jenis kelelahan khusus yang disebabkan oleh perubahan waktu sehingga mempengaruhi irama tubuh seseorang. Untuk itu disarankan bagi mereka, yang baru menempuh perjalanan jauh dimana terdapat perbedaan waktu, agar beristirahat minimal 24 jam sebelum melakukan sebuah aktivitas.
E.      Suhu dan kelembaban. Bekerja dalam suatu ruangan yang suhunya terlalu tinggi dapat mempengaruhi tingkat prestasi karyawan. Suhu yang terlalu tinggi harus dapat ditoleransi dengan kelembaban yang rendah.
2)      Beban Kerja
Beban kerja yang terlalu banyak dapat menyebabkan ketegangan dalam diri seseorang sehingga menimbulkan stres. Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat keahlian yang dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja mungkin terlalu tinggi, volume kerja mungkin terlalu banyak dan sebagainya.
3)      Sifat Pekerjaan
A.      Situasi baru dan asing. Menghadapi situasi baru dan asing dalam pekerjaan atau organisasi, seseorang akan merasa sangat tertekan, sehingga dapat menimbulkan stres.
B.      Ancaman pribadi. Suatu tingkat kontrol (pengawasan) yang terlalu ketat dari alasan menyebabkan seseorang merasa terancam kebebasannya.
C.      Percepatan. Stres bisa terjadi apabila ketidakmampuan seseorang untuk memacu pekerjaan.
D.     Ambiguitas. Kurangnya kejelasan terhadap apa yang harus dikerjakan (dwi arti), akan menimbulkan kebingungan atau keraguan bagi seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
E.      Umpan balik. Standar kerja yang tidak jelas dapat membuat karyawan tidak puas karena mereka tidak pernah tahu prestasi mereka. Disamping itu, standar kerja yang tidak jelas juga dapat dipergunakan untuk menekan karyawan.
4)      Kebebasan
Kebebasan yang diberikan kepada karyawan belum tentu merupakan hal yang menyenangkan.  Ada sebagian karyawan justru dengan adanya kebebasan membuat mereka merasa ketidakpastian dan ketidakmampuan dalam bertindak. Hal ini dapat merupakan sumber stres bagi seseorang.
5)      Kesulitan
Kesulitan-kesulitan yang dialami di rumah, seperti ketidakcocokan suami-istri, masalah keuangan, perceraian dapat mempengaruhi prestasi seseorang. Hal-hal seperti ini dapat merupakan sumber stres.

7. KONSEKUENSI STRES
Ada lima kategori potensial konsekuensi stres, yaitu:
1)      Subjective effects. Akibat subjektif ini berupa kecemasan, agresif, acuh-tak acuh, kebosanan, depresi, kelelahan, frustasi, kemarahan, rendah diri, gugup, dan perasaan kesepian.
2)      Cognitive effects. Akibat kognitif berupa ketidakmampuan untuk mengambil keputusan yang sehat, sulit berkonsentrasi, sangat peka terhadap kritik dan rintangan-rintangan mental.
3)      Behavior effects. Akibat perilaku berupa kecenderungan mengalami musibah, alkoholisme, penyalahgunaan obat-obatan, perilaku yang tidak rasional.
4)      Phycological effects. Akibat fisiologis dapat berupa kenaikan denyut jantung, kenaikan kadar gula, tekanan darah tinggi, berkeringat dan tubuh panas dingin.
5)      Organizational effects. Akibat keorganisasian dapat berupa ketidakhadiran, produktivitas yang menurun, disingkirkan dari rekan sekerja, dan berkurangnya komitmen serta kesetiaan terhadap organisasi.
Akibat seperti yang disebutkan di atas hanya merupakan sebagian kecil dari akibat-akibat potensial stres. Bagi para manajer perlu untuk memahami tingkat stres karyawan, terutama apabila akibat stres tersebut merupakan kontra terhadap produktivitas seorang karyawan.

8. MANAJEMEN STRES
Perusahaan dalam mengelola stres karyawan, pertama-tama harus memperlihatkan apa yang menyebabkan stres tersebut. Berikut ini adalah contoh program mengelola stres yang dapat dipergunakan oleh perusahaan. Apabila stres terjadi akibat dari karyawan bingung tentang peranannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan sebagai akibat ketidakjelasan terhadap tugas dan tanggung jawab. Dalam kondisi seperti ini, perusahaan perlu merumuskan lagi peranan karyawan yang bersangkutan dan mengurangi beban pekerjaan yang berlebihan.

9. PENDEKATAN INDIVIDU TERHADAP STRES
Terdapat berbagai macam cara untuk mengatasi stres seseorang. Berikut ini adalah beberapa cara (pendekatan) yang sudah diteliti dampaknya, yang telah dikutip oleh berbagai media ilmiah dan telah terbukti keefektifannya secara ilmiah.
1)      Olahraga (exercise)
Hasil studi menunjukkan bahwa serangan jantung (heart atlacles) dan meninggal lebih banyak dialami oleh mereka yang secara fisik kurang berolahraga (exercise). Banyak studi mengklaim bahwa olahraga dapat mengurangi depresi, kecemasan dan rasa takut.
2)      Santai (relaxations)
Seperti stres merupakan adaptasi respon terhadap tubuh, maka adaptasi anti stres respon adalah respon santai (relaxation respons). Studi menunjukkan bahwa “respon santai” mengurangi tensi denyutan nadi dan pernapasan menjadi lebih normal.
3)      Humor
Studi menyebutkan bahwa tertawa (humor) dapat mengurangi stres. Humor digunakan oleh banyak anak-anak untuk mengurangi stres di rumah. Lebih lanjut hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil besar “komedi” adalah mereka yang lucu pada masa kanak-kanak.
4)      Meditasi (meditation)
Meditasi dilakukan dengan maksud memusatkan konsentrasi agar dapat berpikir lebih jernih dan tenang. Pengalaman-pengalaman hidup apakah yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, dengan meditasi seseorang dapat mengambil hikmahnya dari pengalaman tersebut.
5)      Bio feedback
Dalam kenyataan “bio feedback” bukan merupakan hal baru dalam kehidupan seseorang. Secara otomatis seseorang akan mencek (meletakkan) tangan pada kening apabila ia merasa demam, mencek nadi, mencek pernapasan dan sebagainya. Penelitian ini menunjukkan “bio feedback” mempunyai peranan yang cukup penting dalam mengatasi (mengelola) stres, karena pertama, secara nyata dapat mengontrol “physiological respon” dan kedua, dapat menyediakan penguatan (reinforcement) yang berkaitan dengan “perkembangan” dari waktu ke waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar