Minggu, 02 Februari 2014

Bab 8. Indikator



8.1. Pengantar
            Membuat grafik harga saham relatif mudah terutama dengan bantuan komputer, tetapi proses interpretasinya relatif rumit. Pola grafik yang terlihat selalu menghubungkan waktu (garis horisontal) dan harga (garis vertikal). Keduanya sangat mungkin dikembangkan lebih lanjut sehingga pemodal dapat memprediksi kearah mana harga akan bergerak.
    Salah satu variabel penting lainnya yang diperhatikan oleh analis klasik adalah volume transaksi/perdagangan pada harga tersebut. Kombinasa volume dan harga mampu memberikan konfirmasi penting kepada pemodal.
            Pelaku pasar modal memiliki berbagai variasi indikator yang dikembangkan dari grafik harga saham sebagai dasar penyusunan strategi investasinya. Dalam banyak kasus, indikator disusun menggunakan garis vertika (ordinat) sebagai indikator dan garis horisontal (absis) sebagai waktu.
            Ada dua tipe dasar indikator, yaitu:
A.    Indikator konfirmasi (confirmation or divergence indicators)
Seperti namanya, indikator berfungsi mengkonfirmasikan suatu trend. Terjadi divergen apabila garis indikator bergerak menjauh dari garis harga pada arah yang berlawanan. Akibatnya, divergen bukanlah informasi, yang diartikan sebagai sinyal peringatan (warning signal).
Indikator ini berdasar pada grafik pergerakan harga dari data primer. Indikator ini meliputi:
·      Volume
·      Open interest
·      Relative performance
·      Moving average
B.     Indikator Momentum (momentum indicators or oscillators)
Indikator ini mengukur tingkat perubahan atau velositas dari pergerakan harga saham dan digunakan untuk memberikan peringatan (warning) dalam jangka pendek.
Indikator momentum terdiri dari:
·      Relatif Strength Index (RSI)
·      Moving Average Convergence Divergence (MACD)
·      Stochastic Oscillator
8.2. Relatif Strength Index (RSI)
            Indikator ini hanya membandingkan instrumen keuangan dengan kinerja masa lalu instrumen keuangan itu sendiri. Pada bagian berikutnya, instrumen keuangan yang digunakan adalah saham. RSI mengukur rasio antara pergerakan naik dan pergerakan turun harga saham pada periode tertentu sehingga nilai rasionya antara 0-100.
Menghitung RSI
            RSI = 100 –    100     
                                    (1 + RS)

Dimana:
RS = (Jumlah harga naik dalam n periode) / (Jumlah harga turun dalam n periode)

Harga naik adalah perubahan harga antara hari t+1 dengan harga pada hari t dimana harga pada hari t+1 lebih tinggi daripada harga pada hari t. harga turun adalah perubahan harga antara harga t+1 dengan harga pada hari t dimana harga pada hari t+1 lebih rendah daripada harga pada hari t.
            Pada awalnya Wilder menggunakan n=14 hari, tetapi pada saat ini analis lain menggunakan periode lain dan yang populer adalah n=9 hari dan n=21 hari.
Indikasi yang diberikan RSI
            Apabila nilai rasio RSI berada pada level 70 atau 80, maka saham berada dalam overbought area. Pada level ini pemodal sedang membeli berlebihan. Oleh karena itu, pada lebel ini indikasinya adalah saat yang baik untuk menjual (time to sell).
            Apabila nilai rasio RSI berada pada level 20 atau 30, maka saham berada dalam oversold area. Pada level ini pemodal sedang menjual berlebihan. Oleh karena itu, pada level ini indikasinya adalah saat yang baik untuk membeli (time to buy).
8.3. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
            MACD diperkenalkan pertama kali oleh Gerald Appel sebagai teknik untuk mengetahui sinyal perubahan trend dan indikasi arah pergerakan trend. Pada awalnya, MACD dipakai untuk mengobservasi siklus pasar modal selama 26 minggu dan 13 minggu. Prosedurnya menggunakan dua garis eksponensial moving average untuk mengindikasikan adanya overbought dan oversold dengan memperhatikan garis di atas atau di bawah garis nol.
            Prosedur menghitung MACD:
·         Membuat garis MACD cepat (Fast MACD)
Garis MACD cepat digambarkan dalam bentuk garis tebal tidak putus-putus (solid line) dihitung dengan mengurangkan EMA-13 dengan EMA-26. Data yang dihasilkan akan membentuk garis solid yang disebut MACD cepat.
·         Membuat garis MACD lambat (Slow MACD)
Garis MACD lambat digambarkan dalam bentuk garis putus-putus (dotted line) yang dihasilkan dengan EMA-9 dari MACD cepat. Gerald Appel merekomendasikan juga dengan EMA-12 dan EMA-26 untuk membuat garis MACD lambat.
            Hasil perhitungan MACD memberikan indikasi berupa sinyal beli dan sinyal jual.
·         Sinyal Jual
Apabila garis MACD cepat memotong garis MACD lambat dari atas ke bawah dan keduanya berada di atas garis nol (zero line), indikasinya adalah saat yang baik untuk menjual saham.
·         Sinyal Beli
Apabila garis MACD cepat memotong garis MACD lambat dari bawah ke atas dan keduanya berada di bawah garis nol, indikasinya adalah saat yang baik untuk membeli saham.
8.4. Stochastic Oscillator
            Stochastic oscillator diperkenalkan pertama kali oleh analis Amerika Serikat bernama George C.Lane sebagai cara untuk mengetahui kondisi overbought dan oversold dengan menggunakan satuan % (persen). Kunci yang digunakan adalah untuk melihat perbedaan antara garis stokastik dan harga saham itu sendiri.
            Rumus Stochastic adalah sebagai berikut:
                        %K = 100 x     (Current Close – Lower low over n 1 period)
                                                (Highest high – Lower low over n 1 period)
           
            %D = SMA (%K n2)
            Dimana:
            n1 = 9
            n2 = 3
           
            Hasil perhitungan stokastik memberikan indikasi berupa sinyal beli dan sinyal jual. Selain itu juga mampu memberikan kondis bearish divergence maupun bullish divergence.
            Sinyal beli dan sinyal jual diindikasikan oleh kondisi berikut:
·         Apabila garis %K menyentuh angka 80% dikatakan masuk daerah overbought. Hal ini juga ditandai dengan grafik %K yang memotong grafik %D dari atas ke bawah. Indikasinya adalah saat yang baik untuk menjual saham.
·         Apabila grafik %K menyentuh angka 20% dikatakan masuk daerah oversold. Hal ini juga ditandai dengan grafik %K yang memotong grafik %D dari bawah ke atas. Indikasinya adalah saat yang baik untuk membeli saham.

Selain indikasi jual dan beli, stokastik juga mampu memberikan sinyal arah pergerakan trend harga saham.
·         Apabila grafik asli harga saham trendnya naik, tetapi grafik %D justru menurun, indikasinya kemungkinan akan terjadi bearish.
·         Apabila grafik asli harga saham trendnya turun, tetapi grafik %D justru naik, indikasinya kemungkinan akan terjadi bullish.

8.5. Penggunaan Indikator
            Setelah dilakukan analisis teknikal dengan menggunakan rata-rata bergerak, MACD, RSI dan Stokastik, pemodal akan memperoleh gambaran final tentang indikasi dan kemungkinan arah pergerakan harga saham. Kadangkala hasil analisis antar alat analisis memberikan kesimpulan yang berbeda, akan tetapi keputusan akhir tetap harus diambil, apakah akan membeli saham atau menjual saham.
            Apapun yang dihasilkan oleh alat analisis teknikal, semuanya akan memberikan kemungkinan bukan kepastian tentang arah pergerakan harga saham. Oleh karenai itu, kejelian dalam melihat perilaku pergerakan masing-masing saham dan faktor lain yang berpengaruh sangat penting dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual.
            Selain keempat indikator seperti yang sudah di bahas di atas, masih ada beberapa alat analisis sekuritas yang lain misalnya William %R, Bollinger Band dan sebagainya. Pada kesempatan yang lain tentu alat analis sekuritas lainnya tersebut akan dibahas lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar