7.1.
Teori Dow (Dow Theory)
Dow mengidentifikasikan trend pasar
menjadi beberapa tipe, yaitu trend mayor, trend menengah, dan trend
minor. Trend minor digambarkan oleh riak-riak kecil yang membentuk
gelombang kecil. Gelombang kecil sebagai hasil kumpulan riak diidentifikasikan
sebagai trend menengah dan gelombang yang terbentuk dari gelombang
menengah dinamakan trend mayor. Setelah trend mayor terbentuk dan
kemudian menjadi koreksi sehingga trend menurun, maka kesemuanya menjadi
satu siklus.
7.2.
Teori Gelombang Elliot (Elliot Wave Theory)
Elliot menemukan lima gelombang pada
saat terjadi trend naik (bullish) dan tiga gelombang pada saat
terjadi trend turun (bearish). Pola dengan ritme seperti ini
terulang pada satu periode yang disebut satu siklus (cycle). Teori
gelombang Elliot banyak diaplikasikan pada pasar modal dan memiliki tiga aspek
penting, yaitu pola (patterns), waktu (time), dan rasio (ratio).
Selama mengukur proporsi puncak dan
lembah dalam satu siklus, Elliot menemukan suatu rasio unik, yaitu sekitar
0,618. Apabila tinggi puncak 1 diberi notasi x, kemudian tinggi puncak 2 diberi
notasi y dan tinggi puncak 3 diberi notasi z, maka rasio x/y sekitar 0,618,
rasio y/x sekitar 1,618 dan rasio z/y sekitar 2,618.
7.3.
Angka Fibonacci (Fibonacci Number)
Fibonacci mengidentifikasikan deret
matematis sebagai berikut:
0, 1, 1, 2,
3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, . . .
|
Deret tersebut kemudian dikenal sebagai Angka Fibonacci (Fibonacci
Number). Menghitungnya mudah, yaitu dengan menjumlahkan dua angka
didepannya. Apabila dirinci lebih jauh, akan ditemukan rasio unik sebagai
berikut:
·
Rasio
setiap angka dibandingkan dengan angka yang lebih tinggi sama dengan 0,618
·
Rasio
angka yang lebih tinggi terhadap angka sebelumnya adalah 1,618
·
Rasio
angka dua tingkat lebih tinggi terhadap angka dua tingkat dibawahnya sama
dengan 2,618
7.4.
Rasio Emas (Golden Ratio)
Rasio 0,618 dan 1,618 juga ditemukan
oleh arsitek Yunani dan Mesir. Golden Ratio, bagian atau proporsi
rata-rata digunakan pada konstruksi piramida Giza dan piramida Parthenon.
Angka-angka tersebut mirip dengan angka yang digunakan pada Elliot Wave dan
Fibonacci Number.
7.5.
William D. Gann
Gann mencatat hubungan antara
pergerakan harga dan waktu saat harga menyentuh level baru. Bila
harga saham bergerak satu poin per satu satuan waktu hasilnya adalah garis trend
dengan sudut 45o. Gann menggambarkannya sebagai hubungan 1 x 1
(persegi empat) antara harga dan waktu.
Gann memberikan alasan bahwa bila
harga memotong garis trend, garis trend yang baru akan
berhubungan dengan angka matematis awal. Contohnya, harga yang terjadi
kemungkinan akan menjadi 2x, 3x, atau 4x harga atau bisa juga ½, ⅓, atau ¼ dari
harga awalnya.
Waktu
x Harga
|
Angle
|
Waktu
x Harga
|
Angle
|
1
x 8
|
82,50
|
2
x 1
|
26,25
|
1
x 4
|
75,00
|
3
x 1
|
18,75
|
1
x 3
|
71,25
|
4
x 1
|
15,00
|
1
x 2
|
63,75
|
8
x 1
|
7,50
|
1
x 1
|
45,00
|
|
|
7.6.
Gelombang Kondratieff (Kondratieff Wave)
Kondratieff mencatat bahwa gelombang
besar terulang setiap 55 tahun sekali. Gelombang besar tersebut terdiri dari
lima dekade:
·
Dekade
pertama : Recovery
·
Dekade
kedua : Boom
·
Dekade
ketiga : Peak
·
Dekade
keempat : Collaps
·
Dekade
kelima : Trough
7.7.
Gelombang Elliot dan Angka Fibonacci
Teori gelombang Elliot yang
disampaikan oleh Ralph Nelson Elliot menggarisbawahi prinsip dasar bahwa pasar
bergerak pada pola lima gelombang sebagai arah trend diikuti oleh
tiga gelombang yang berlawanan.
Elliot mendasarkan analisisnya pada
pasar saham dan sukses untuk mengklasifikasikan dan memprakirakan pergerakan
pasar. Teknik gelombang Elliot tidak cocok untuk menganalis saham individual
tetapi sangat berhasil untuk analisis instrumen keuangan yang likuid seperti spot
forex, emas dan futures.
Pola
Siklus (Cycle Patterns)
Merujuk kembali prinsip gelombang
Elliot yang terulang setelah membentuk satu siklus. Apabila gelombang dasar
tersebut dipecah menjadi gelombang yang lebih kecil (menjadi 5 dan 3
gelombang), maka akan ditemukan suatu urutan gelombang yang sesuai dengan deret
angkanya Fibonicci.
Pola gelombang pasar yang ditemukan
tidak selalu persis sama dengan pola teoritis tersebut. Kadangkala polanya
mengalami penambahan gelombang yang umumnya terlihat pada gelombang ketiga dan
kelima, khususnya gelombang ketiga.
Pola
Koreksi (Correction Pattern)
Gelombang
koreksi (a, b, c) dapat juga berbeda dengan pola teoritis, kadang-kadang
ditemukan pola:
·
Zig-zags:
5, 3, 5
·
Flats:
3, 3, 5
·
Triangle:
Menurut teori Elliot pola triangle selalu terbentuk oleh 5 batang/garis.
·
Complex:
dapat berbentuk double, triple atau multiple threes. Pola
ini dapat terbentuk oleh kombinasi zig-zags, flats dan triangles.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar