1. PENDAHULUAN
Kita sering
mendengar ungkapan bahwa apa yang diperbuat manusia ditentukan oleh individu
manusia itu sendiri dan lingkungannya. Jadi, perbedaan individual yang ada pada
diri orang-orang dalam organisasi merupakan faktor yang penting yang ikut
menentukan respons mereka terhadap sesuatu maupun perilakunya. Karenanya, hal
ini perlu dipahami.
2. PERILAKU INDIVIDU
Di dalam memahami
perilaku individu, kita perlu mengkaji berbagai karakteristik yang melekat pada
individu itu. Adapun berbagai karakteristik individu yang penting dapat
disebutkan sebagai berikut:
a)
Ciri-ciri biografis, diantaranya adalah:
·
Umur
Dalam banyak
kasus perilaku seseorang dalam organisasi ditentukan oleh umurnya. Umur seseorang
akan menentukan kemampuannya dalam bekerja dan merespons sesuatu.
·
Jenis kelamin
Meskipun
tidak banyak bukti yang menguatkan anggapan adanya perbedaan kinerja dan
produktivitas antara wanita dan pria, namun jenis kelamin tetap merupakan
karakteristik penting yang menentukan perbedaan dalam beberapa bentuk perilaku
tertentu antara wanita dan pria. Misalnya, wanita karena kodratnya lebih sering
meninggalkan pekerjaan dari pada pria, lebih-lebih para wanita yang berkeluarga
dan beranak.
·
Status perkawinan
Perkawinan
menyebabkan meningkatnya tanggung jawab seseorang. Hal ini pada gilirannya
membuat yang sudah berkeluarga melihat pekerjaannya lebih bernilai dan penting,
dan ikut menentukan bagaimana tingkat kepuasan kerja mereka.
·
Jumlah tanggungan
Tidak ada
informasi yang cukup mengenai hubungan antara jumlah tanggungan seseorang
dengan produktivitas kerjanya. Akan tetapi, sejumlah penelitian telah
menunjukkan bahwa jumlah anak yang dimiliki oleh pekerja berhubungan erat
dengan tingkat absensi dan kepuasan kerjanya.
·
Masa kerja
Meskipun
hubungan senioritas-produktivitas telah diselidiki secara luas, tidak ada
indikasi bahwa pekerja dengan masa kerja yang lebih lama lebih produktivitas
dari pada mereka yang baru bekerja. Akan tetapi, para ahli mengakui bahwa masa
kerja tenure berhubungan negatif dengan turnover dan sekaligus merupakan
peramal terbaik bagi turnover. Artinya, semakin lama seseorang bekerja
disuatu tempat semakin kecil kemungkinannya dia akan meninggalkan tempat
pekerjaannya.
b)
Kepribadian
Mengenai kepribadian (personality), Gordon Allport seperti
dikutip oleh Robbin (1986) mengatakan: “personality is the dynamic
organization within the individual of those phsyco-physical systems that
determine his unique adjusment to his environment”. (Artinya kira-kira,
kepribadian adalah pengorganisasian yang dinamis dari sistem-sistem psikosifik
dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya dengan lingkungannya). Untuk
tujuan bahasan kita disini, kepribadian dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
Apakah yang menentukan kepribadian seseorang? Dalam berbagai
penelitian diperoleh keterangan bahwa kepribadian seseorang umumnya dibentuk
oleh faktor-faktor keturunan dan lingkungan, ditambah dengan
situasi-situasional. Artinya, kepribadian seseorang yang banyak ditentukan oleh
bawaan dan lingkungan yang relatif stabil, akan dapat berubah karena kondisi
situasi tertentu yang berubah-ubah.
Adapun berbagai karakteristik kepribadian yang populer diantaranya
adalah: agresif, malu, pasrah, malas, ambisius, setia dan jujur. Ciri-ciri
kepribadian ini, jika ditunjukan dalam sejumlah situasi oleh seseorang disebut
dengan “traits” atau pembawaan. Semakin konsisten karakteristik itu ada pada
seseorang, semakin sering ditampakkan dalam berbagai situasi, dan semakin
penting pula pembawaan itu menggambarkan individu yang bersangkutan.
c)
Persepsi
Secara umum, pengertian persepsi dirumuskan oleh Robbin (1986)
sebagai “a process by which individuals organize and interpret their sensory
impressions in order to give meaning to their inveronment” (suatu proses
dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesannya untuk memberi arti
tertentu pada lingkungannya).
Mengapa persepsi ini penting untuk membahas perilaku indiviu dan
kelompok? Karena perilaku manusia sering kali dituntun oleh persepsinya
terhadap suatu realita, bukan realitas diri sendiri. Banyak kejadian dan contoh
dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan betapa berbedanya pandangan orang
terhadap suatu objek yang sama. Misalnya,
kondisi kerja yang favorabel dan penugasan pekerjaan yang menantang di suatu
perusahaan boleh jadi dipersepsikan secara berbeda-beda oleh karyawannya karena
masing-masing orang memiliki alasan dan latar belakang sendiri yang menentukan
persepsinya.
Masalahnya, bagaimana kita menjelaskan fakta bahwa seseorang
melihat sesuatu yang sama dengan persepsi yang berbeda? Dalam hal ini, ada
beberapa faktor yang membentuk kadang-kadang menyebabkan terjadinya distorsi
dalam persepsi. Faktor-faktor tersebut bisa ada pada get (sasaran) yang
dipersepsikan, atau konteks situasi pada saat mana persepsi dibuat. Ketiga faktor
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pemberi Kesan
Bilamana seseorang melihat pada sebuah sasaran dan berusaha
menginterpretasikan apa yang dilihatnya, maka interpretasinya itu akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi si pemberi kesan/penilai (perceiver).
2) Sasaran
Ciri-ciri yang melekat pada sasaran yang sedang diamati dapat juga
mempengaruhi persepsi. Orang-orang yang bersuara keras di dalam kelompok akan
mudah ditandai daripada mereka yang pendiam. Begitu pula mereka yang sangat
menarik dan yang sangat tidak menarik. Pendeknya, ukuran, suara, gerakan, dan
atribut lain yang ada pada sasaran akan membentuk persepsi kita pada sasaran
itu.
3) Situasi
Situasi atau konteks dimana kita melihat sesuatu kejadian atau
objek juga penting. Unsur-unsur lingkungan boleh jadi sangat mempengaruhi
persepsi kita. Sasaran yang kita temui disebuah diskotik di malam minggu tidak
memiliki daya tarik, tetapi disaat lain di kelas orang yang sama menjadi sangat
menarik (diantara yang ada); adalah contoh bagaimana mekanisme persepsi itu
dipengaruhi oleh situasi lingkungan.
Pendeknya, persepsi itu kompleks dan penting sekali untuk dipahami
karena sangat berguna di dalam memahami perilaku individu dalam organisasi.
d)
Sikap (attitude)
Menurut Mitchell (1982) para ilmuwan sosial
umumnya sependapat bahwa “attitude could be see as a predisposition to
respond in a favorable or unfavorable way to objects, persons, concepts, or
whatever”. (sikap dapat dipandang sebagai predisposisi untuk bereaksi
dengan cara yang menyenangkan atau tidak terhadap objek, orang, konsep, atau
apa saja). Ada beberapa asumsi penting yang menjadi dasar dari definisi ini. pertama,
sikap itu berhubungan dengan perilaku. Berdasarkan sikapnya terhadap sesuatu
seseorang cenderung untuk berperilaku tertentu. Kedua, sikap terikat erat
dengan perasaan orang dengan suatu objek. Contoh dari perasaan adalah
ketertarikan pada sesuatu, yaitu pada taraf mana sesuatu itu disukai (perasaan
senang) atau tidak disukai (perasaan tidak senang). Ketiga, sikap adalah
konstruk yang bersifat hipotesis. Artinya, konsekuensinya dapat diamati, akan
tetapi sikap itu sendiri tidak dapat diamati.
Sikap penting sekali dipahami karena beberapa
alasan. Dari perspektif individu, sikap dapat menyajikan dasar bagi interaksi
kita dengan orang lain, dan dengan dunia di sekeliling kita. Sikap kita
terhadap berbagai masalah sosial politik, seperti: AIDS, SDSB, hubungan luar
negeri, dan lain-lain, misalnya akan dapat membantu membentuk sikap kita
terhadap kebijaksanaan pemerintah. Juga, dengan sikap kita dapat mempelajari
sikap orang begitu juga dengan berinteraksi dengannya. Hal ini akan menentukan
bentuk interaksi yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.
Pendeknya, sikap merupakan salah satu faktor
yang penting untuk dipahami agar kita dapat mengelola perilaku organisasi
secara efektif.
3. PERILAKU KELOMPOK
Dalam membahasa
perilaku kelompok, ada beberapa konsep tentang kelompok yang perlu dikemukakan,
yaitu:
a)
Defenisi, Klasifikasi, dan Karakteristik
Kelompok (group) didefinisikan sebagai
kumpulan dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa
sehingga perilaku dan atau kinerja (performance) dari seseorang
dipengaruhi oleh perilaku/kinerja anggota yang lain (Shaw, 1976). Di dalam
studi perilaku organisasi, kelompok merupakan salah satu analisis di samping
unit analisis yang lain: individu dan organisasi, terlebih-lebih para manajer. Karena
dengan pemahaman yang cukup, maka kelompok akan dapat dimanfaatkan secara
efektif bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Menurut dengan hubungannya dengan organisasi,
kelompok dapat dibedakan di dalam dua kategori, yaitu kelompok yang terbentuk
dan berlangsung berdasarkan ketentuan resmi: struktur organisasi dan
penugasan-penugasan organisasi. Sedangkan kelompok informal, sebaliknya tidak
terstruktur dan tidak ditentukan oleh organisasi. Disamping itu, klasifikasi
kelompok ini dapat juga dilakukan dengan cara lain, yaitu: (1) kelompok
berdasarkan komando dan tugas, yaitu kelompok yang terdiri dari atasan-bawahan
yang tergambar dalam badan organisasi, dan yang anggotanya tidak selalu terdiri
dari atasan dan bawahan. (2) kelompok minat dan persahabatan yang terbentuk
karena persamaan minat tertentu, dan kesamaan dalam beberapa ciri, seperti:
umur, hobi, sekolah, politik, dan sebagainya.
Di dalam kelompok akan ditemui beberapa
karakteristik tertentu yang menunjukkan eksistensi kelompok itu. Beberapa karakteristik
yang dimaksud adalah: struktur, hirarki status, peranan, norma, kepemimpinan
dan kohesi kelompok.
b)
Alasan Perlunya Berkelompok
Ada beberapa alasan mengapa orang mengikuti
atau menjadi bagian dari kelompok tertentu. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Rasa aman (keamanan): dengan ikut kelompok dapat mengurangi
ketidakamanan (rasa tidak aman) karena berdiri sendiri. (contoh: serikat
pekerja).
2) Status dan harga diri: ada rasa peningkatan status dan harga diri
karena mengikuti atau bergabung dengan suatu kelompok.
3) Interaksi dan afiliasi: menikmati interaksi teratur dengan orang lain
dan mendapatkan kepuasan dari interaksi tersebut. (istri orang kaya yang masih
tetap mau jadi pegawai negeri di sebuah instansi).
4) Kekuatan: dengan berkelompok perjalanan/perjuangan
menjadi lebih kuat dibandingkan dengan berjuang sendirian.
5) Pencapaian tujuan: dengan berkelompok tujuan lebih mudah dicapai
daripada seorang diri.
Di dalam suatu kelompok
tertentu, tentu saja boleh jadi seseorang yang akan bisa mendapat lebih dari
satu manfaat yang dapat diperoleh. Dan, hal ini banyak kita saksikan dalam
kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
Memahami alasan-alasan
berkelompok, perlu bagi manajer. Sebab dengan pemahaman itu, maka perilaku kelompok
dapat dijelaskan, diprediksi dan sekaligus dapat dikendalikan untuk
tujuan-tujuan yang produktif bagi organisasi.
4. PENTINGNYA MEMAHAMI PERILAKU INDIVIDU DAN KELOMPOK
Perilaku individu
dan kelompok atau perilaku organisasi harus dikelola dengan baik, betapapun
tingginya tingkat kompleksitas yang ada. Sebab pada akhirnya karya organisasi
itu dicapai melalui manusia, baik secara individu ataupun kolektif, baik oleh
dirinya sendiri maupun dengan bantuan teknologi. Oleh karena itu, pengelolaan
perilaku organisasi memiliki posisi sentral dalam tugas para pemimpin
organisasi karena beberapa hal yang berkaitan dengan tujuan perilaku organisasi
itu sendiri.
5. KESIMPULAN
Demikianlah beberapa
hal pokok mengenai perilaku individu dan kelompok yang perlu diketahui dalam
rangka memahami perilaku organisasi. Masalah perilaku individu dan kelompok
merupakan salah satu masalah yang amat pelik yang selalu dihadapi oleh semua
manajer diberbagai organisasi. Karenanya, perlu sekali dipelajari dan dipahami
demi pencapaian tujuan organisasi secara efektif.
Pokervita - Deposit Pulsa PKV | Judi Deposit Pulsa PKV | Deposit Via Pulsa | Deposit Via Pulsa PKV
BalasHapusKenapa Harus Daftar Di Pokervita Agen PKV Deposit Pulsa Pertama
karna di Pokervita memberikan rating kemenangan tertinggi
Dan yang tak ketinggalan Pokervita menerima deposit via pulsa loh!
Pokervita Menerima Deposit Via GO-PAY
deposit via Go-Pay
deposit via pulsa
judi ovo indonesia
bonus turnover terbesar
situs judi online terpercaya
bonus referral terbesar
poker depo pulsa
capsa depo pulsa
aduq deposit pulsa
domino deposit pulsa
deposit via telkomsel
deposit via xl
Whatsapp Daftar Deposit Pulsa Alfamart
Livechat PKV Deposit Pulsa