Rabu, 26 Februari 2014

VIII. KEKUASAAN DAN POLITIK


1. PENDAHULUAN
a.      Kekuasaan merupakan kemampuan untuk memengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan.
b.      Wewenang adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang karena posisi yang dipegang dalam organisasi jadi seorang bawahan harus mematuhi perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberinya wewenang untuk memerintah secara syah.

2. PENGERTIAN KEKUASAAN
Adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi perilaku orang lain, sehingga orang tersebut mau melakukan sesuatu, seperti yang diinginkan pemegang kekuasaan (power holder).
Kekuasaan merupakan fungsi dari tingkat ketergantungan. Semakin tinggi ketergantungan seorang individu, semakin mudah ia menuruti kemauan orang lain. (kekuasaan erat hubungannya dengan kepemimpinan).

3. DASAR DAN SUMBER KEKUASAAN
Dasar kekuasaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh pemegang kekuasaan (power holder) sehingga ia mampu memengaruhi perilaku orang lain.

4. KEKUASAAN ANTAR PRIBADI
John. R. P. French dan Bertram Raven mengajukan 5 (lima) basis kekuasaan antar pribadi sebagai berikut:
a.      Kekuasaan legitimasi
1)      Positions power yaitu kekuasaan yang berasal atau timbul karena individu menduduki posisi struktural tertentu.
2)      Kekuasaan imbalan adalah didasarkan atas dasar kemampuan untuk memberikan imbalan kepada orang lain.
3)      Kekuasaan paksaan yaitu kekuasaan yang didasarkan pada rasa takut (terhadap segala bentuk imbalan).
4)      Kekuasaan ahli yaitu kekuasaan yang diperoleh karena memiliki keahlian tertentu (dinilai tinggi).
5)      Kekuasaan pantauan yaitu kekuasaan yang diperoleh karena memiliki karaktertik pribadi/kharisma tertentu.

5. KEKUASAAN STRUKTURAL DAN SITUASIONAL
Kekuasaan ditentukan oleh struktur dalam organisasi. Struktur organisasi dipandang sebagai mekanisme pengendalian yang mengatur organisasi. Bentuk lain kekuasaan struktural timbul karena sumber daya pengambilan keputusan dan informasi.
a)      Sumber daya
Dalam organisasi sumber daya vital dialokasikan ke bawah sepanjang garis hirarki organisasi. Manajer tingkat atas mempunyai kekuasaan lebih banyak untuk mengalokasikan sumber daya dibandingkan dengan manajer tingkat ke bawahnya.
b)     Kekuasaan pengambilan keputusan
Derajat seseorang atau sub unit dapat mempengaruhi pengambilang keputusan, sehingga menentukan kekuasaan. Seseorang atau sub unit yang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi jalannya proses pengambilan keputusan, alternatif apa yang seyogyanya dipilih dan kapan keputusan diambil.
c)      Kekuasaan informasi
Sejumlah situasi organisasi dapat berfungsi sebagai sumber kekuasaan atau sumber ketidakkuasaan.
Manajer yang sangat berkuasa muncul karena ia mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan, mengambil keputusan yang penting dan memiliki jangkauan informasi yang penting. Dialah yang memungkinkan banyak hal terjadi dalam organisasi.
d)     Kekuasaan ke atas

6. KEKUASAAN ANTAR ORGANISASI
Dalam hirarki organisasi memiliki kekuasaan yang sebanding. Teori kontingensi adalah suatu kejadian atau kegiatan yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Contoh: yang dapat diambil untuk memperjelas teori ini adalah hubungan antara karyawan di bidang produksi dengan departemen lain masing-masing mempunyai kekuasaan, yang penting karena mereka mengendalikan operasional peralatan.

7. KETERGANTUNGAN
Kekuasaan akan sangat tergantung pada tingkat ketergantungan seseorang.
Tingkat ketergantungan akan meningkat manakala:
o   Sumber daya yang dimiliki pemegang kekuasaan itu penting.
o   Terjadi kelangkaan sumber daya.
o   Tidak adanya sumber daya substitusi.

8. KOALISI
Koalisi terjadi ketika dua atau lebih individu mengkombinasikan kekuasaan mereka untuk menekan atau untuk menuntut permintaan mereka.
Gabungan kekuasaan mereka tersebut tidak lain dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain.

9. POLITIK
Politik adalah penerapan dari kekuasaan. Apabila individu menggunakan kekuasaan yang dimiliki maak dikatakan ia melakukan kegiatan politik.
Perilaku politik individu akan dipengaruhi karakteristik pribadi individu dan budaya organisasi atau faktor internal organisasi.

10. MENGATASI KETIDAKPASTIAN
a.      Penanggulangan dengan pencegahan
Dalam hal ini suatu sub unit bekerja mengurangi kemungkinan terjadinya kesulitan yang akan terjadi. Contoh: suatu departemen yang mempekerjakan pekerja melebihi dari yang seharusnya. Kelebihan ini dimaksudkan untuk menanggulangi gangguan kerja karena adanya karyawan yang keluar atau tidak masuk.
b.      Penanggulangan dengan informasi
Cara ini biasanya digunakan organisasi dengan melakukan perkiraan-perkiraan. Dengan memiliki perkiraan yang tepat waktu memungkinkan sub unit dapat menangani berbagai kejadian. Contoh: devaluasi, deregulasi, kekurangan bahan baku, resesi ekonomi, dan sebagainya.
c.       Penanggulangan dengan penyerapan
Cara penanggulangan ini melibatkan upaya pengambilalihan ketidakpastian atau resiko yang dihadapi sub unit lain. Contoh: suatu sub unit menangani karyawan sub unit lain, melaksanakan, melatih dan menggerakkan karyawan yang bersangkutan, demi kebaikan.

11. KETERPUSATAN
Sub unit dalam organisasi yang memiliki posisi strategis sebagai pusat pekerjaan umumnya  memperoleh kekuasaan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa pencapaian tujuan organisasi, dan kerja sub unit lain sangat tergantung padanya.
Kemacetan pada sub unit yang memiliki keterpusatan pekerjaan akan mengganggu prestasi seluruh organisasi.

KEMAMPUAN MENGGANTI
Kemampuan mengganti dan menunjukkan kemampuan sub unit dan melaksanakan kegiatan dari sub unit khusus. Semakin tinggi kemampuannya semakin besar pula kekasaannya karena sub unit lain akan semakin respek pada sub unit yang telah membantu menangani (mengganti atau mengambil alih tanggung jawab).

MANAJEMEN KESAN/PENGARUH
Untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain, individu harus mampu memberi kesan tertentu (tentang dirinya) kepada orang tersebut. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melakukan impression management.
a.      Self-description, yaitu menjelaskan karakteristik pribadi, seperti sikap, latar belakang pendidikan, pendapat, perasaan, kemampuan, dan lain-lain.
b.      Conformity, yaitu menyetujui pendapat orang lain untuk memperoleh persetujuan atau dukungannya.
c.       Accounts, yaitu mencari alasan untuk mengurangi efek negatif dari suatu kejadian yang kurang menguntungkan.
d.      Apologies, yaitu individu meminta maaf atas suatu kejadian yang diyakini merupakan kesalahannya.
Penggunaan kekuasaan secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan bawahan. Namun, permasalahan utama kapan dalam situasi dan kondisi yang bagaimana suatu jenis kekuasaan itu diterapkan. Penggunaan kekuasaan pada saat yang tepat akan cenderung meningkatkan kinerja maupun kepuasan bawahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar