8.1.
Pengantar
Membuat
grafik harga saham relatif mudah terutama dengan bantuan komputer, tetapi
proses interpretasinya relatif rumit. Pola grafik yang terlihat selalu
menghubungkan waktu (garis horisontal) dan harga (garis vertikal). Keduanya
sangat mungkin dikembangkan lebih lanjut sehingga pemodal dapat memprediksi
kearah mana harga akan bergerak.
Salah satu variabel penting lainnya
yang diperhatikan oleh analis klasik adalah volume transaksi/perdagangan pada
harga tersebut. Kombinasa volume dan harga mampu memberikan konfirmasi penting
kepada pemodal.
Pelaku pasar modal memiliki berbagai
variasi indikator yang dikembangkan dari grafik harga saham sebagai dasar
penyusunan strategi investasinya. Dalam banyak kasus, indikator disusun
menggunakan garis vertika (ordinat) sebagai indikator dan garis horisontal
(absis) sebagai waktu.
Ada dua tipe dasar indikator, yaitu:
A.
Indikator konfirmasi (confirmation or divergence indicators)
Seperti namanya, indikator berfungsi mengkonfirmasikan suatu trend.
Terjadi divergen apabila garis indikator bergerak menjauh dari garis harga pada
arah yang berlawanan. Akibatnya, divergen bukanlah informasi, yang diartikan
sebagai sinyal peringatan (warning signal).
Indikator ini berdasar pada grafik pergerakan harga dari data
primer. Indikator ini meliputi:
· Volume
· Open interest
· Relative performance
· Moving average
B.
Indikator Momentum (momentum indicators or oscillators)
Indikator ini mengukur tingkat perubahan atau velositas dari
pergerakan harga saham dan digunakan untuk memberikan peringatan (warning)
dalam jangka pendek.
Indikator momentum terdiri dari:
· Relatif Strength Index (RSI)
· Moving Average Convergence Divergence (MACD)
· Stochastic Oscillator
8.2.
Relatif Strength Index (RSI)
Indikator ini hanya membandingkan
instrumen keuangan dengan kinerja masa lalu instrumen keuangan itu sendiri.
Pada bagian berikutnya, instrumen keuangan yang digunakan adalah saham. RSI
mengukur rasio antara pergerakan naik dan pergerakan turun harga saham pada
periode tertentu sehingga nilai rasionya antara 0-100.
Menghitung
RSI
RSI = 100 – 100
(1
+ RS)
Dimana:
RS = (Jumlah harga naik dalam n periode) / (Jumlah harga turun
dalam n periode)
Harga
naik adalah perubahan harga antara hari t+1 dengan harga pada hari t dimana
harga pada hari t+1 lebih tinggi daripada harga pada hari t. harga turun adalah
perubahan harga antara harga t+1 dengan harga pada hari t dimana harga pada
hari t+1 lebih rendah daripada harga pada hari t.
Pada awalnya Wilder menggunakan n=14
hari, tetapi pada saat ini analis lain menggunakan periode lain dan yang
populer adalah n=9 hari dan n=21 hari.
Indikasi
yang diberikan RSI
Apabila
nilai rasio RSI berada pada level 70 atau 80, maka saham berada dalam overbought
area. Pada level ini pemodal sedang membeli berlebihan. Oleh karena itu,
pada lebel ini indikasinya adalah saat yang baik untuk menjual (time to sell).
Apabila nilai rasio RSI berada pada
level 20 atau 30, maka saham berada dalam oversold area. Pada level ini
pemodal sedang menjual berlebihan. Oleh karena itu, pada level ini indikasinya
adalah saat yang baik untuk membeli (time to buy).
8.3.
Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD
diperkenalkan pertama kali oleh Gerald Appel sebagai teknik untuk mengetahui
sinyal perubahan trend dan indikasi arah pergerakan trend. Pada
awalnya, MACD dipakai untuk mengobservasi siklus pasar modal selama 26 minggu
dan 13 minggu. Prosedurnya menggunakan dua garis eksponensial moving average
untuk mengindikasikan adanya overbought dan oversold dengan
memperhatikan garis di atas atau di bawah garis nol.
Prosedur menghitung MACD:
·
Membuat
garis MACD cepat (Fast MACD)
Garis MACD cepat digambarkan dalam bentuk garis tebal tidak
putus-putus (solid line) dihitung dengan mengurangkan EMA-13 dengan
EMA-26. Data yang dihasilkan akan membentuk garis solid yang disebut MACD
cepat.
·
Membuat
garis MACD lambat (Slow MACD)
Garis MACD lambat digambarkan dalam bentuk garis putus-putus (dotted
line) yang dihasilkan dengan EMA-9 dari MACD cepat. Gerald Appel
merekomendasikan juga dengan EMA-12 dan EMA-26 untuk membuat garis MACD lambat.
Hasil perhitungan MACD memberikan
indikasi berupa sinyal beli dan sinyal jual.
·
Sinyal
Jual
Apabila garis MACD cepat memotong garis MACD lambat dari atas ke
bawah dan keduanya berada di atas garis nol (zero line), indikasinya
adalah saat yang baik untuk menjual saham.
·
Sinyal
Beli
Apabila garis MACD cepat memotong garis MACD lambat dari bawah ke
atas dan keduanya berada di bawah garis nol, indikasinya adalah saat yang baik
untuk membeli saham.
8.4.
Stochastic Oscillator
Stochastic
oscillator diperkenalkan pertama kali oleh analis Amerika Serikat bernama
George C.Lane sebagai cara untuk mengetahui kondisi overbought dan oversold
dengan menggunakan satuan % (persen). Kunci yang digunakan adalah untuk
melihat perbedaan antara garis stokastik dan harga saham itu sendiri.
Rumus Stochastic adalah
sebagai berikut:
%K =
100 x (Current Close – Lower low
over n 1 period)
(Highest
high – Lower low over n 1 period)
%D = SMA (%K
n2)
Dimana:
n1 = 9
n2 = 3
Hasil perhitungan
stokastik memberikan indikasi berupa sinyal beli dan sinyal jual. Selain itu
juga mampu memberikan kondis bearish divergence maupun bullish
divergence.
Sinyal beli dan sinyal jual diindikasikan oleh kondisi berikut:
·
Apabila
garis %K menyentuh angka 80% dikatakan masuk daerah overbought. Hal ini
juga ditandai dengan grafik %K yang memotong grafik %D dari atas ke bawah.
Indikasinya adalah saat yang baik untuk menjual saham.
·
Apabila
grafik %K menyentuh angka 20% dikatakan masuk daerah oversold. Hal ini
juga ditandai dengan grafik %K yang memotong grafik %D dari bawah ke atas.
Indikasinya adalah saat yang baik untuk membeli saham.
Selain indikasi
jual dan beli, stokastik juga mampu memberikan sinyal arah pergerakan trend
harga saham.
·
Apabila
grafik asli harga saham trendnya naik, tetapi grafik %D justru menurun,
indikasinya kemungkinan akan terjadi bearish.
·
Apabila
grafik asli harga saham trendnya turun, tetapi grafik %D justru naik,
indikasinya kemungkinan akan terjadi bullish.
8.5. Penggunaan Indikator
Setelah dilakukan
analisis teknikal dengan menggunakan rata-rata bergerak, MACD, RSI dan
Stokastik, pemodal akan memperoleh gambaran final tentang indikasi dan
kemungkinan arah pergerakan harga saham. Kadangkala hasil analisis antar alat
analisis memberikan kesimpulan yang berbeda, akan tetapi keputusan akhir tetap
harus diambil, apakah akan membeli saham atau menjual saham.
Apapun yang
dihasilkan oleh alat analisis teknikal, semuanya akan memberikan kemungkinan
bukan kepastian tentang arah pergerakan harga saham. Oleh karenai itu, kejelian
dalam melihat perilaku pergerakan masing-masing saham dan faktor lain yang
berpengaruh sangat penting dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual.
Selain keempat
indikator seperti yang sudah di bahas di atas, masih ada beberapa alat analisis
sekuritas yang lain misalnya William %R, Bollinger Band dan sebagainya.
Pada kesempatan yang lain tentu alat analis sekuritas lainnya tersebut akan
dibahas lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar