Data-Data Buku
1.
Judul Buku : Alex’s Wish
2.
Pengarang atau Penulis : Elcy Anastasia
3.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
4.
Editor Buku : -
5.
Tahun Terbit : 2010 (Cet III)
6.
Tebal Buku : 200 halaman
7. Ukuran Buku : Panjang : 20 cm
Lebar : 13,5
cm +
33,5
cm
8. Jenis Kertas Buku : HVS
9. Nomor ISBN : 978-979-22-4360-4
Bab
1
Di langit tak berbatas, ada dua kerajaan besar bernama Asteria dan
Malvera. Asteria adalah negeri yang penuh kesederhanaan, baik kerajaan maupun rakyatnya
dan dihuni oleh para malaikat. Sementara Malvera adalah negeri yang penuh kemewahan
yang dihuni para setan. Seperti yang bisa dibayangkan, malaikat bertugas untuk
memengaruhi manusia berbuat baik, dan setan bertugas sebaliknya.
Namun tujuh belas tahun lalu terjadi kasus menggemparkan diantara
kedua kerajaan langit tersebut. Michael Sawa atau biasa dipanggil Mike, putra
mahkota kerajaan setan, diam-diam menikahi malaikat bernama Alisa dan memilih
untuk pindah ke kerajaan Asteria. Westana Sawa, sang raja kegelapan, tentu
tidak mau kehilangan pewaris kerajaannya. Tapi akhirnya dia menyetujui
keinginan Mike dengan perjanjian bahwa jika Mike memiliki anak laki-laki, maka
anak itu akan diserahkan kepada kerajaan setan. Dua tahun setelah pernikahan,
Mike dikarunia seorang putra yang bernama Federic Sawa. Sesuai perjanjian,
Eric, nama panggilan Federic, sejak kecil ditasbihkan menjadi bangsa setan dan
diangkat menjadi putra mahkota tunggal kerajaan Malvera.
Lima belas tahun berlalu dan Eric sudah remaja. Eric memiliki sifat
kaum setan dan membuat Raja Westana sangat senang dengan calon penggantinya
itu. Tapi belakangan berhembus kabar kalau Eric ternyata memiliki hati
malaikat. Isu itu membuat anggota kerajaan meragukannya dan akhirnya anggota
Dewan Kerajaan Malvera mengadakan sidang dewan. Mereka memutuskan kalau Eric
harus menjalani ujian untuk menentukan apakah dia layak untuk menjadi penerus
kerajaan Malvera.
Eric diberikan buku yang sangat tebal dan merupakan soal ujian
Eric. Dia mulai membuka buku itu dengan kesal karena masih belum menerima
dirinya harus menjalani ujian seperti itu. Tugas Eric adalah meminta seorang
manusia yang sudah ditentukan untuk menyerahkan nyawanya dan menjerumuskannya
ke dalam kematian.
Bab 2
Alexandra Alfarez adalah seorang gadis SMA yang bermasalah. Orang
tuanya bercerai saat Alex berusia tiga tahun dan sejak saat itu dia tidak
pernah lagi melihat papanya. Dia tinggal berdua dengan mamanya, kakaknya yang
bernama Andrian, lebih memilih untuk kos. Hubungan Alex dan mamanya tidak
begitu baik, Alex lebih sering keluyuran daripada tinggal dirumah dan bertemu
mama yang selalu memarahinya setiap saat.
Alex memang anak yang aneh. Dia pendiam, jarang tersenyum, dekil,
pake motor sport, dan sering muncul di sekolah dengan tangan dan kaki
pakai plester dan perban. Alasan yang cukup untuk membuat orang-orang disekolah
dan mencapnya bermasalah. Dia hanya punya dua teman, Mimi dan Elmo, yang
sepertinya lebih aneh darinya.
Begitu sampai di parkiran sekolah, Alex langsung bertemu dengan Kian
yang menatapnya dengan sinis. Kian adalah cowok keren disekolah yang memakai
motor dengan jenis sama seperti Alex, bedanya Kian punya yang warna biru
sementara Alex yang hijau. Kian sepertinya tidak suka dengan Alex karena Alex
sempat mengalahkannya saat balapan motor sepulang sekolah. Padahal akhir-akhir
ini Alex selalu memikirkan cowok itu, senyum cowok itu selalu terbayang di
otaknya. Meskipun senyum itu bukan ditujukan untuknya.
Alex memilih menghindari tatap sinis Kian dan langsung berjalan ke
koridor tapi dia malah menabrak tiga cowok populer di sekolah, Niken, Moniq dan
Leony. Ketiganya cewek cantik dan pernah masuk majalah. Mereka juga sepakat
menganggap Alex itu aneh tapi Alex tidak perduli. Dia tidak perduli pada
apapun, bahkan meskipun tentang sekolah. Dia benci pelajaran, dan dia benci
hidupnya.
Saat pulang sekolah, mama Alex sudah menunggu dipintu rumah untuk
memarahi Alex karena mamanya tidak membiarkan Alex naik motor, apalagi
kebut-kebutan di jalan. Tapi Alex suka naik motor, karena naik motor
mengingatkannya pada papanya. Alex berjalan masuk ke kamar dan mengabaikan
setiap ocehan mamanya. Dia mengganti seragamnya dengan baju kaos dan kembali
memakai jaketnya lalu meninggalkan rumah.
Alex sedang nongkrong di kafe Garage sambil melahap makan siangnya.
Kafe itu terlihat sepi, hanya ada Gilang dan dua temannya yang tidak dikenal
Alex, juga seorang gadis cantik memakai seragam SMA yang kelihatannya sedang
gusar menunggu seseorang. Alex memperhatikan cewek itu, saat cewek itu
tiba-tiba berdiri dan mendekati motor yang baru saja berhenti. Alex semakin
terkejut begitu mengenali pemilik motor itu adalah Kian, dan dia juga sangat
akrab dengan cewek itu. Apa dia pacar Kian? Alex marah dengan kejadian di
depannya. Dia berusaha untuk bersikap tidak peduli, tapi hatinya terasa sakit
melihat Kian dan cewek itu terlihat sangat akrab. Tidak lama, cewek itu lalu
naik ke motor Kian dan mereka berdua berlalu dari tempat itu.
Alex meninggalkan makanannya yang belum habis dan mendekati
motornya. Tidak lama, Gilang dan dua temannya yang bernama Rio dan Kaka,
mendekatinya. Rio tidak percaya kalau ada cewek yang bisa ngebut dan ingin
membuktikannya. Alex yang sedang marah dan kesal pada Kian, berusaha mencari
pelampian. Dia langsung menerima tantangan itu, saat itu juga. Mereka mulai
balapan di jalan itu. Alex berusaha menyemangati dirinya agar dia menang dan
berharap rasa sakitnya melihat Kian bisa berkurang. Motor Alex di gas
gila-gilaan, tadinya semuanya baik-baik saja,
sampai tiba-tiba motor Alex oleng dan dia langsung membanting setir dan
melepaskan pegangannya dari motor agar tidak terseret lebih jauh. Dan semuanya
terasa gelap untuk Alex.
Bab 3
Alex tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Dia menyusuri lorong
gelap dan akhirnya berakhir di tempat yang sangat terang dan semuanya
berselubung kabut putih seperti asap. Pikiran bahwa dia sudah mati melintas di
otak Alex dan itu membuatnya ketakutan. Meskipun dia benci hidupnya, tetap saja
dia tidak ingin mati.
Alex berpikir dia akan menghilang, tapi sebelum itu terjadi, dia
mendengar suara pria tua yang marah pada seorang remaja dan mengatakan kalau
dia tidak boleh merenggut nyawanya begitu saja dan dia harus mengikuti aturan.
Cowok remaja itu menyebut pria itu raja dan dia sendiri adalah pangeran
kegelapan. Cowok itu menolak karena menurutnya sama saja. Tapi sang Raja yang
memaksa dan dia terdengar marah besar, cowok itu pun tidak mengatakan apa-apa
lagi.
Perasaan bingung melingkupi Alex, apa ini sebuah kerajaan? Belum
lama Alex memikirkannya, tiba-tiba ada cahaya merah yang muncul dan
mengenainya. Cahaya yang sangat menyilaukan dan perih. Tidak hanya itu, cahaya
itu juga terasa berat dan membuat Alex terjatuh.
Di saat dia tidak merasakan tubuhnya lagi, suara mama yang
memanggil-manggilnya terdengar samar-samar. Alex berusaha dengan sisa tenaganya
untuk membuka matanya, dia semakin terkejut menyadari dirinya ada di rumah
sakit. Mama sangat bersyukur dan menyuruh Alex berjanji untuk tidak naik motor
lagi, tapi Alex tidak mengatakan apa-apa karena dia masih bingung. Seorang
Dokter datang dan memeriksa keadaan Alex. Alex sendiri heran karena tidak
mendapati luka di tubuhnya, padahal biasanya Alex jatuh sedikit saja sudah
pakai plester atau perban. Alex bertanya pada Dokter, sudah berapa lama dia tidak
sadar dan bagaimana keadaannya. Dokter mengatakan kalau Alex tidak sadar selama
sekitar 48 jam dan kondisinya baik-baik saja. Alex menghela napas mendengarnya
dan merasa bersyukur karena bisa kembali hidup.
Bab 4
Alex masuk ke sekolah setelah tiga hari absen, hari itu dia diantar
sama mamanya karena motornya masih di bengkel. Dalam perjalanan, mama Alex
terus saja menceramahinya agar mengganti hobinya dengan sesuatu yang lebih
berguna dan tidak membahayakan seperti kebut-kebutan. Alex diam saja mendengar
setiap ocehan mamanya. Begitu sampai di gerbang sekolah, Alex buru-buru pamit
dan turun dari mobil mamanya. Mama Alex memperingatkannya agar tidak keluyuran
sepulang sekolah karena ada acara makan malam di rumah buat syukuran keluarnya
Alex dari rumah sakit. Alex hanya mengiyakan dan langsung berjalan masuk ke
sekolahnya.
Begitu masuk ke sekolah, hal pertama yang dia lakukan adalah
melihat ke parkiran untuk melihat motor Kian. Tapi belum berhasil melihat motor
biru Kian, Alex kembali menabrak tiga cowok populer di kelas. Alex ingin minta
maaf, tapi ketiga cewek itu sudah berlalu dari hadapan Alex dan menghampiri
cowok yang baru turun dari mobil merahnya. Alex merasa belum pernah melihat
cowok dengan gaya nyentrik itu. Alex melirik ke sampingnya dan ternyata ada
Kian juga disana yang melihat cowok itu. Saat Alex memandang Kian, cowok itu
malah berjalan mendekatinya. Alex buru-buru mengambil langkah seribu dan
berlari ke kelasnya.
Di kelas, Mimi dan Elmo menyambutnya dan menanyakan keadaannya.
Mimi sebenarnya tidak sekelas dengan Alex, tapi dia sering datang ke kelas
Alex. Alex masih menanggapi setiap ocehan Mimi, saat cowok nyentrik yang
ternyata bernama Eric itu menyapanya dan bersikap sok akrab pada Alex. Alex
hanya melongo melihatnya. Dari Elmo dan Mimi, dia tahu kalau cowok itu anak
baru di sekolah dan duduk sebangku dengan Alex. Namanya Federic Sawa, pindahan
dari luar negeri, warna favoritnya merah dan tinggal di ujung kompleks rumah
Alex. Alex cuma mengangkat bahu, karena dia memang tidak kenal dengan cowok itu
dan tidak perduli.
Eric ternyata benar-benar cowok yang ramah, dia selalu tersenyum
pada Alex setiap kali Alex tanpa sengaja menoleh padanya. Eric sudah menjadi
perhatian anak-anak SMA Harapan, terutama cewek-ceweknya. Bagaimana tidak,
cowok itu cakep, tinggi, ramah dan pintar. Tapi tetap saja, menurut Alex tidak
ada yang bisa mengalahkan pesona Kian. Begitu jam istirahat dimulai, Alex
langsung nongkrong di pinggir lapangan basket untuk menonton Kian yang sedang
latihan bersama teman-temannya.
Mimi datang menghampiri Alex dan menebak kalau yang sedang Alex
perhatikan adalah Kian, Alex berusaha menyangkal dan mengatakan kalau Kian itu
brengsek. Sial bagi Alex, karena ternyata Kian sudah berada di dekatnya dan
mengambil bola yang jatuh di dekat kakinya. Pertengkaran pun tidak bisa
dihindarkan dan Elmo, Mimi, Eric serta Niken cs menjadi penontonnya.
Alex yang sudah terlanjur kesal, memutuskan untuk pulang. Mimi dan
Elmo sudah menahannya karena dia sudah tiga hari tidak masuk sekolah, tapi Alex
tidak perduli. Begitu mendekati gerbang, Eric juga memanggilnya dan menawarkan
diri untuk mengantar Alex pulang. Tapi Alex menolak dan lebih memilih naik bus.
Dia langsung ke rumah dan mengurung diri di kamarnya dan merutuki Kian. Dia
kesal pada cowok itu karena dia sempat melihat Kian berdua dengan pacarnya. Benar-benar bikin
frustrasi.
Bab 5
Sampai malam hari Alex tetap mengurung diri di kamarnya. Baru
setelah jam tujuh dan mama terus memanggilnya untuk makan malam, Alex akhirnya
turun dan berjalan ke ruang makan. Alex sedikit heran melihat meja makan yang
ditata rapi dan cantik. Dia tahu kalau mamanya ini arsitek tapi ini hanya makan
malam keluarga biasa. Alex sempat protes karena menurutnya ini terlalu
berlebihan tapi mamanya hanya memberi alasan kalau mereka jarang makan malam
bersama, jadi sekali-kali seperti itu tidak apa-apa.
Alex memperhatikan meja makan dan kembali sadar kalau piring di
meja makan ternyata ada empat. Mama bilang kalau ada temannya yang mau ikut
makan malam bersama, dia ingin lebih kenal dengan Alex. Teman mama ternyata
bernama Oom Iwan, dia adalah mantan klien mama tahun lalu. Alex sudah mulai
merasa tidak suka melihat mamanya dan Rian, kakaknya yang bersikap manis di
depan Oom Iwan dan terus tersenyum. Oom Iwan memberinya boneka beruang dan dia
jadi teringat dengan boneka malaikat kecil yang ada di kamar rawatnya saat di
rumah sakit. Dia tidak mengenal siapa pengirimnya dan kemungkinan besar itu Oom
Iwan.
Oom Iwan berusaha berbasa-basi dengan Alex yang dia panggil Alexa,
dengan menanyakan hobi Alex. Sejak awal Alex tidak suka dengan sikap Oom Iwan
yang memanggilnya Alexa karena menurutnya nama itu terlalu cewek dan terkesan
manja. Dia juga mematahkan setiap usaha Oom Iwan untuk mengajaknya mengobrol,
Alex tidak mau Oom Iwan ini dekat dengan mamanya dan menggantikan posisi
papanya.
Begitu selesai makan malam, Alex memilih keluar dari rumah dan
berjalan-jalan di kompleks rumahnya. Dia semakin kesal, tadinya dia menggerutu
seharian soal Kian, sekarang tambah lagi soal calon ayahnya. Alex merutuki
hidupnya yang menurutnya memuakkan.
Bab 6
Federic Sawa sedang teleponan dengan temannya yang bernama Niken
saat Slash, sahabatnya yang ikut turun ke bumi, memintanya untuk segera
menyelesaikan ujiannya agar mereka bisa kembali ke kerajaan Malvera. Slash
bosan terus berada di bumi dan dia juga harus berubah menjadi kucing hitam saat
mereka keluar karena Slash tidak ingin berpura-pura menjadi manusia seperti
yang dilakukan Eric, biar bagaimanapun ujian itu untuk Eric dan bukan untuknya.
Sial baginya karena Raja Sawa berpikir kalau Slash yang memengaruhi Eric untuk
menyelesaikannya dengan cara curang dan membuat gadis yang menjadi bahan ujian
Eric kecelakaan. Alhasil, dia juga ikut turun ke bumi dan bertugas mengawasi
Eric.
Begitu mendengar gerutuan Slash yang panjang lebar, Eric memilih
menyudahi teleponannya dengan Niken dan keluar rumah untuk menyelesaikan
ujiannya, yaitu menawarkan kontrak kematian pada gadis lima belas tahun bernama
Alexandra Alfarez dan memastikan gadis itu menerimanya.
Eric menghampiri Alex yang sedang duduk di taman kompleks dan mulai
menjalankan misinya. Dia menyapa Alex dan mengatakan pada cewek itu kalau dia
itu setan yang lagi ditugasin buat ngebantuin Alex bersenang-senang. Meski
begitu Alex tetap tidak percaya, dia berpikir kalau saat itu Eric hanya sedang
menghiburnya dengan bermain sulap. Tapi Eric kembali meyakinkan Alex dengan
menunjukkan sosok setannya dengan tanduk di kepala kepada Alex. Dia mengatakan
pada Alex bahwa dia ditugaskan untuk menawarkan kontrak kematian pada Alex.
Eric menyodorkan buku tebal yang tiba-tiba ada ditangannya dan meminta Alex
tanda tangan, kalau Alex melakukannya maka Eric akan mengabulkan permintaan
Alex, tiga permintaan sebelum dia mati.
Alex masih tidak percaya dan berpikir kalau dia sedang bermimpi,
tapi karena dia penasaran, dia akhirnya bertanya, “bener nih, lo bisa kabulin
apapun permintaan gue?”
Bab 7
Eric mengangguk mengiyakan pertanyaan Alex. Dia akan mengabulkan
tiga permintaan Alex begitu Alex sudah menandatangani kontrak kematiannya.
Batas waktu Alex bersenang-senang hanya satu bulan dan tiga hari sudah
terlewat, jadi yang tersisa hanya 27 hari lagi. Eric menyuruh Alex untuk segera
mengambil keputusan agar waktunya bersenang-senang tidak semakin berkurang.
Alex tidak percaya dan menganggap Eric gila. Dia pun pergi meninggalkan cowok
itu yang sebelumnya sudah memperingatkannya agar dia tidak mengatakan apa yang
mereka bicarakan pada siapapun.
Begitu sampai di rumah, Alex sempat berpapasan dengan Oom Iwan yang
sudah mau pulang. Oom Iwan menawarkannya untuk ikut bermain bowling bersama
minggu ini, tapi dengan tegas Alex menolak dan langsung berjalan ke kamarnya.
Di kamar, Alex mengambil boneka beruang dan boneka malaikat lalu berniat
membuangnya keluar jendela. Tapi Rian langsung datang dan bertanya apa yang
dilakukan Alex. Alex langsung mengatakan kalau dia ingin membuang boneka-boneka
itu, dia tidak suka dengan Oom Iwan yang kemungkinan besar akan jadi ayah
mereka. Rian mengatakan kalau boneka beruang itu memang dari Oom Iwan tapi
boneka malaikatnya bukan, sepertinya boneka itu dari teman Alex. Alex batal
membuang boneka itu karena Rian masuk ke kamarnya dan menyuruhnya duduk.
Rian mencoba meyakinkan Alex bahwa Oom Iwan itu baik dan Alex tidak
boleh menyamaratakan pendapatnya tentang semua orang yang mendekati mama
mereka. Tapi Alex tidak mau dengar dan tetap keras kepala. Rian hanya bisa
geleng kepala dan keluar dari kamar adiknya. Alex yang semakin kesal akhirnya
melemparkan kedua boneka itu ke lantai. Dia teringat permintaan Eric di taman
tadi. Dia mulai berpikir untuk apa dia hidup kalau semuanya tidak menyenangkan
seperti ini? Akan lebih baik kalau dia bisa bersenang-senang sebelum mati, tapi
dia buru-buru menggelengkan kepalanya dan mengenyahkan pikiran itu. Dia tidak
menginginkan apapun, tidak ada. Tapi sebenarnya pikiran Alex berkata lain.
Bab 8
Seperti pagi sebelumnya, hari itu juga Alex diantar oleh mamanya.
Tidak seperti biasanya, begitu sampai di sekolah dia langsung melihat ke
parkiran mobil mencari mobil merah Eric tapi mobilnya masih belum ada. Saat
sedang celingukan, Alex malah menabrak Kian, dia masih kesal dengan kejadia
kemarin. Kian sempat mengomel tapi Alex malah meninggalkan cowok itu tanpa
permintaan maaf.
Begitu sampai di kelas, Alex malah melihat Niken yang duduk di
bangkunya dan memintanya duduk di belakang. Alex yang memang sedang panas,
langsung menyuruh Niken pindah dengan menarik tangan cewek itu dan menduduki
bangkunya dengan tenang. Anak-anak sekelas terkesan dengan sikap Alex yang
sangat berani melawan cewek paling populer di sekolah. Niken akhirnya kembali
ke bangkunya di belakan dengan kesal.
Eric yang baru datang menyapa semuanya seperti biasa tapi anak-anak
sekelas masih terkejut dengan adegan Niken dan Alex barusan, jadi tidak
mengatakan apapun. Alex menatap Eric dan ingin berbicara dengannya. Tiba-tiba
saja dia merasa hidupnya benar-benar tidak menyenangkan. Mereka berbicara di
koridor belakang sekolah yang agak sepi. Alex meminta Eric menjelaskan mengenai
apa yang semalam dia katakan. Eric kembali mengatakan hal yang sama tentang
kontrak kematian dan bersenang-senang sebelum mati. Alex ingin mencobanya dan
mengikuti Eric ke mobilnya untuk menandatangani kontrak itu. Eric sempat
menarik kontrak itu saat Alex sudah ingin menandatanganinya, Eric mencoba
bertanya pada Alex apa dia yakin dan Alex mengangguk. Dalam sekejap, kontrak
itu sudah ditandatangani Alex.
Mereka berdua kembali ke kelas, Alex sempat melihat Niken cs yang
menatapnya dengan tajam. Eric bertanya pada Alex, apa dia sudah memikirkan
permintaan pertamanya. Dengan yakin, Alex mengatakan kalau dia ingin menjadi
anggota geng Niken. Eric membaca mantra Zettha archapen, bersamaan
dengan lonceng jam pertama.
Bab 9
Permintaan pertama Alex terkabul, sepertinya. Saat jam istirahat,
Niken minta maaf padanya, mengajaknya duduk bersama di kantin dan setelah
sekolah selesai, cewek populer itu malah mengajak Alex pulang sama-sama.
Padahal sebelumnya, cewek-cewek populer itu tidak pernah membiarkan siapapun
ikut di mobil mereka.
Alex sepertinya masih merasa tidak enak dengan sikap ramah teman
barunya itu, terlebih ada Mimi dan Elmo bersamanya. Alex ingin menolak tawaran
Niken untuk pulang bersama, tapi Mimi yang percaya teori Elmo yang mengatakan
kalau cewek itu sedang terserang perasaan bersalah, menyodorkan Alex ke Niken
dan mengatakan kalau Alex mau ikut dengan mereka. Niken langsung tersenyum
senang, seakan kesempatan untuk pulang bersama Alex adalah sesuatu yang ditunggu-tunggunya.
Alex pun mengiyakan saja dan ikut dengan Niken cs.
Begitu sekolah selesai, Eric langsung masuk ke mobilnya setelah
sebelumnya membalas sapaan cewek-cewek di sekolahnya. Slash yang berwujud
kucing hitam menggerutu dan mengeluh karena harus terkurung di mobil seharian.
Eric menyuruh Slash bersabar karena sebentar lagi misi mereka akan segera
selesai karena Alex sudah menandatangani kontraknya. Slash yang mendengar
perkataan Eric setuju denga n ucapan temannya itu, dia mulai menyebutkan
hal-hal yang dia rindukan dari kerajaan Malvera dan meminta Eric mentraktirnya
sebagai perayaan berhasilnya misi mereka.
Bab 10
Niken mengantarkan Alex ke rumahnya dan mereka, Niken, Moniq dan
Leony, terkejut karena ternyata rumah Alex keren banget dan tempatnya juga
tidak jauh dari rumah Niken. Alex menawarkan teman-teman barunya untuk mampir
karena rumahnya sedang kosong. Niken cs pun menerima tawaran Alex dan mereka
mulai menjelajahi isi rumah Alex dan memeriksa setiap bagian kamarnya. Niken cs
yang terkesan dengan interior rumah Alex yang keren, mendadak heran dengan
kondisi kamar Alex yang bukan cewek banget. Tidak ada peralatan make up yang
bertengger di meja rias Alex yang cantik dan lemari Alex yang besar cuma terisi
baju kaos dan jeans belel.
Niken cs sepakat untuk melakukan make over pada Alex. Mereka
mengajak Alex untuk ke salon dan meminta seorang pegawai salon sekaligus hair
sylist untuk membuat Alex cantik. Pegawai salon yang merupakan langganan
Niken cs, langsung bekerja dan seperti yang mereka harapkan, Alex memang jadi
cantik banget.
Setelah ke salon, Niken cs lanjut ke mall untuk membeli pakaian
lucu, yang artinya kurang-lebih baju bermerek, mahal, dan potongannya tidak
pasaran. Begitu urusan mengubah penampilan selesai, Alex dan tiga sahabatnya
makan di kafe. Mereka sibuk membicarakan cowok-cowok ganteng di sekolah dan
topik yang tidak bisa dihindari adalah Kian. Dari Niken, Alex akhirnya tau
kalau cewek yang pernah dia liat jalan sama Kian adalah sahabat Kian sejak SMP.
Alex lega mendengarnya. Niken cs mulai menjodoh-jodohkan Kian dengan Alex
karena menurut mereka dua orang itu serasi. Alex menerima saran Niken mengenai
Kian, yang memang lebih enak dijadikan pacar daripada musuh. Alex senang
memiliki sahabat-sahabat yang menurutnya bisa mengerti dia dan merasa kalau 26
hari terkahirnya tidak sia-sia.
Niken mengantar Alex pulang jam tujuh malam. Mama Alex terkejut
melihat penampilan putrinya berubah menjadi cantik. Alex berjalan ke kamarnya
dengan perasaan senang, dan mulai memikirkan permintaan keduanya.
Bab 11
Besoknya, Alex ke sekolah sama Niken. Waktu Alex mau berangkat
diantar mamanya, tiba-tiba saja Niken sudah ada di depan rumahnya. Mereka pun
berangkat bersama. Begitu sampai di sekolah, keempat cewek itu langsung
menghampiri Eric yang baru turun dari mobilnya dan menyapanya. Eric tersenyum
penuh arti pada Alex, seakan mengatakan bahwa persahabatannya itu berkat dia.
Moniq yang melihat Kian berada di dekat mereka, langsung memanggilnya dan
menyapanya. Kian membalas sapaan cewek-cewek cantik itu dengan senyum manis dan
seketika keningnya mengerut begitu sadar kalau salah satu dari cewek-cewek itu
adalah Alex.
Niken mengatakan pada Kian kalau Alex kirim salam dan langsung
mendapat sikutan dari Alex. Kian hanya tertarwa, mengatakan bahwa Niken
bercanda lalu pergi meninggalkan mereka. Niken berusaha menyemangati Alex
dengan mengatakan kalau cowok bersikap seperti itu berarti ada apa-apanya.
Artinya cowok itu suka tapi gengsi untuk mengakuinya.
Hari minggu, Alex mengurung dirinya di kamar karena teman-temannya
punya urusan dan tidak bisa jalan sama-sama. Alex sedang memikirkan permintaan
keduanya. Dia sebenarnya sedang galau karena sebelumnya, Kian, cowok yang
menjadi alasannya berubah, melihatnya sedang berada di lantai dansa dengan
Dimas, seniornya yang juga wakil ketua osis. Alex sedang berpikir apa
permintaan keduanya adalah meminta Kian untuk menjadi pacarnya? Tapi dia merasa
itu tidak benar.
Mama Alex meminta Alex keluar dari kamar karena Oom Iwan sudah
datang. Mama memaksa Alex ikut main bowling sama Oom Iwan, padahal Alex sudah
menolak. Alex kesal karena 23 harinya harus dilalui dengan sesuatu yang
menyebalkan seperti itu. Dia pun meraih hp nya dan menelepon Eric untuk
mengatakan permintaan keduanya. Permintaan kedua Alex adalah agar Kian menjadi
pacarnya. Eric tertawa mendengar permintaan Alex, tapi kemudian dia mengucapkan
mantra untuk mengabulkan permintaannya. Belum selesai Eric mengucapkan
mantranya, Alex sudah mematikan hp nya karena mamanya sudah terus-terusan
memanggil dengan tidak sabaran
Alex berjalan turun dari kamarnya dengan malas-malasan, mencoba
mencari alasan untuk menunda waktu sampai permintaan kedua terkabul dan dia
tidak perlu ikut pergi bersam Oom Iwan. Alex menatap mamanya yang tersenyum
usil padanya, dan mengatakan kalau pantas saja Alex menolak pergi, ternyata
Alex sudah punya janji dengan temannya.
Teman? Alex tidak merasa punya janji dengan siapapun. Tapi untuk
memastikan ucapan mamanya, Alex akhirnya berjalan ke pintu dan mengintip lewat
celah siapa yang datang. Alex terkejut melihat siapa ‘teman’ yang dimaksud
mamanya. Dia jadi berpikir, kalau mantra Eric cepat sekali bekerja.
Bab 12
Berkali-kali Alex berusaha menarik napas untuk menenangkan hatinya,
tapi tetap saja dia gugup. Mama dan Oom Iwan yang melihat tingkah Alex, hanya
tersenyum-senyum kecil. Karena malas terus-terusan diliatin sama mama dan Oom
Iwan, Alex akhirnya memantapkan diri untuk keluar dan menemui Kian.
Alex gugup menyapa Kian dan sepertinya cowok itu juga merasakan hal
yang sama. Meskipun semuanya karena sihir, tetap saja semuanya tidak bisa
langsung berjalan dengan baik karena sebelumnya mereka selalu bertengkar setiap
kali bertemu. Alex memulai dengan menanyakan maksud kedatangan Kian dan dijawab
Kian kalau ada sesuatu yang ingin dia bicarakan. Alex menawarkan Kian untuk
masuk tapi Kian menawarkan Alex untuk jalan saja. Alex setuju, dia masuk pamit
pada mamanya dan Oom Iwan lalu pergi bersama Kian.
Mereka berdua jalan di mall, tapi karena tidak ada tujuan membeli
atau mencari sesuatu, akhirnya Kian mengajak Alex nonton. Alex yang sebelumnya
sudah gugup jalan di bersama Kian, sekarang malah tambah gugup karena harus
duduk di samping Kian dengan tempat gelap seperti itu. Hasilnya, popcorn dan
minuman yang ada ditangannya terlepas dan tumpah mengenai bajunya. Kian
khawatir melihat Alex yang dikiranya sakit, dan menggandeng Alex keluar dari
bioskop. Mereka akhirnya duduk berdua di foodcourt dan saatnya berbicara
mengenai hati. Kian mulai menanyakan apa Alex merasa tidak aneh tiba-tiba
diajak jalan, nonton dan makan seperti itu? Alex yang tau ini semua berkat
sihir Eric berkata tidak. Tapi dia buru-buru menambahkan kalau dia tidak mau
berantem terus dengan Kian, jadi kalau Kian mau baik, dia juga mau baik. Dan
diakhir pembicaraan Kian pun kembali bertanya, apa dia boleh sering-sering
mengajak Alex untuk pergi? Dan langsung diiyakan oleh Alex, membuat cowok itu
tersenyum senang.
Sementara itu, Eric sedang duduk di teras belakang rumahnya
menunggu telepon Alex yang belum muncul. Tadi, dia belum sempat mengucapkan
mantra untuk cewek itu tapi cewek itu terlanjur menutup telepon. Sepertinya
cewek itu sedang mendengar mamanya yang marah-marah, pikir Eric.
Slash datang dan mengatakan pada Eric bahwa dia merasa ada yang
salah dengan ujian ini. Ujian ini sepertinya terlalu mudah untuk Eric dan itu
membuatnya berpikir kalau pasti ada jebakan dalam soal ujian Eric. Tapi
kemudian dia tertawa dan mengatakan kalau setan suka kegagalan dan senang kalau
temannya gagal. Slash langsung masuk kembali ke dalam rumah, meninggalkan Eric
yang terdiam memikirkan kata-katanya.
Di tempat lain, Alex yang sedang berbunga-bunga diantar pulang oleh
Kian jam delapan malam. Meskipun sudah di depan rumah Alex, Kian belum juga
beranjak pergi. Akhirnya Kian mengatakan kalau dia ingin bicara pada Alex, dia
sempat kesulitan mengucapkan kata-katanya tapi akhirnya dia bilang kalau dia
suka sama Alex. Alex yang meskipun tahu semua itu berkat sihir Eric, tetap saja
merasa melayang. Kian kan cowok yang dia suka.
Kian merasa tidak enak dan mengatakan bahwa seharusnya dia tidak
mengatakan soal suka terlebih dahulu tapi Alex mengatakan tidak apa-apa. Kian
menjadi sangat senang karena Alex tidak marah padanya dan setuju menjadi
pacarnya. Setelah mencium kening Alex, Kian akhirnya meninggalkan rumah pacar
barunya itu dengan bahagia.
Bab 13
Eric sedang di mobilnya sambil mendengarkan musik lewat radio saat
tiba-tiba suara di radio berganti menjadi suara kakeknya, Raja Sawa. Raja Sawa
memastikan Eric menjalankan ujiannya dengan baik dan sudah membaca peraturan
dalam ujiannya dan diiyakan oleh Eric. Setelah memastikan ujian penerusnya
berjalan baik, suara Raja Sawa pun menghilang dan berganti kembali menjadi
suara musik Korn yang sebelumnya didengar Eric. Slash merasa ada yang salah dan
mengambil buku tebal yang berisi kontrak dan peraturan ujian dan mulai
membacanya. Dia merasa kalau pasti ada jebakan di soal ujian itu, tapi Eric
tidak menanggapi kekhawatiran Slash.
Alex merasa sekarang hidupnya menjadi menyenangkan, dia punya
teman-teman populer dan pacar keren. Dia merasa tidak sia-sia menukarkan
hidupnya yang membosankan. Tapi perubahan Alex itu, membuat anak-anak SMA Harapan
merasa aneh. Alex yang sebelumnya dekil, pendiam dan terkesan menakutkan malah
jadi cewek cantik, gabung sama geng populer, punya cowok cakep, dan sepertinya
jadi sombong. Diantara orang-orang itu, yang paling merasakan perubahan Alex
tentu saja sahabat-sahabatnya, Mimi dan Elmo.
Mimi dan Elmo tidak suka dengan perubahan Alex. Alex sekarang jadi
jauh dengan mereka, bahkan Alex juga sampai lupa untuk merayakan ulangtahun
Elmo karena sibuk dengan kehidupan barunya. Mereka tidak tau sebenarnya apa
yang menjadi penyebab perubahan temannya itu dan memutuskan untuk bertanya
langsung pada Alex. Tapi seperti sebelumnya, Alex sepertinya terlalu sibuk
sampai-sampai tidak punya lagi waktu untuk mereka dan itu membuat mereka merasa
kecewa.
Bab 14
Begitu sampai di rumahnya setelah belanja dengan teman-temannya,
mama langsung menghadang Alex dan memarahinya karena tagihan kartu kreditnya
yang membengkak dan sudah hampir menyamai gaji mamanya dalam sebulan. Alex
menunduk dengan menyesal, tapi begitu dia mendengar Oom Iwan yang menyuruh
mamanya tenang dan menasihatinya, kemarahan Alex jadi meledak. Alex keluar dari
rumah setelah mengatakan kalau dia tidak akan pulang sebelum Oom Iwan pergi
dari rumahnya dan dia benci kalau Oom Iwan memanggilnya Alexa.
Alex berjalan menjauhi rumahnya dengan perasaan kesal, dia merasa
tidak adil karena harus menjalani sisa harinya dengan seperti ini. dia
tiba-tiba teringat kalau dia masih punya satu permintaan dan dia langsung ke
rumah Eric untuk mengajukan permintaanya, yaitu meminta papanya untuk datang. Setidaknya
itulah yang dia pikir bisa memperbaiki semuanya. Dengan kedatangan papanya, Oom
Iwan akan pergi dengan sendirinya dan dia bisa menjalani sisa hidupnya dengan
nyaman.
Begitu Alex pergi, Slash yang tadinya dalam wujud kucing kembali ke
wujud setannya. Slash memastikan bahwa Alex sudah mengajukan tiga permintaannya
dan dijawab dengan anggukan oleh Eric. Tapi sebenarnya, ada sesuatu yang
disembunyikan Eric dan dia tidak berani mengatakannya pada sahabatnya itu. Slash
menanyakan sampai kapan pengaruh mantra itu akan habis dan Eric menjawab sampai
batas waktu ujiannya habis, sebelas hari lagi. Alex mati, mereka pergi dan
semua kembali seperti semula. Mendengar itu, Slash tidak menanyakan apa-apa
lagi dan kembali menekuni buku di tangannya.
Sementara itu, Mimi dan Elmo yang sejak tadi sudah menguping
pembicaraan Eric dan Slash jadi terkejut. Mereka tidak percaya teman mereka
rela menukarkan nyawanya dengan sesuatu seperti itu. Mereka kasian pada
temannya karena semua permintaan Alex itu semu dan hanya karena pengaruh
mantra. Karena kasihan pada temannya, mereka pun sepakan untuk bicara pada
Alex.
Bab 15
Permintaan ketiga Alex terkabul pagi harinya, saat dia tengah
sarapan. Papanya yang memang tidak terlihat seganteng dan sekeren dulu,
memanggil dan memeluknya. Alex senang melihat papanya dan tidak menolak pelukan
itu. Mama yang tau kalau Papa datang menarik Alex menjauh dan menanyakan maksud
kedatangan Papa dengan perasaan tidak suka. Alex mendengar pertengkaran itu tapi
dia melihat mobil Niken yang sudah terparkir di depan rumah untuk menjemputnya.
Alex langsung mengambil tas nya dan berpamitan pada papa dan mamanya tanpa
mencium tangan dan langsung menghampiri Niken.
Mimi dan Elmo berusaha bicara dengan Alex begitu cewek itu muncul
di sekolah bersama gengnya. Tapi Alex malah menggerutu karena terus diganggu
oleh dua temannya itu dan meninggalkan teman-temannya. Mimi dan Elmo
mendiskusikan cara untuk bicara dengan Alex. Begitu pulang sekolah, Mimi dan
Elmo sepakat menculik Alex dan memaksa cewek itu masuk ke mobil dan membawanya
ke taman kompleks rumah Alex. Alex marah dengan sikap teman-temannya itu tapi
Mimi dan Elmo mengatakan kalau mereka hanya ingin menyadarkan Alex. Mereka tau
perjanjian apa yang sudah dibuat Alex dengan Eric dan mencoba mengatakan kalau
apa yang Alex lakukan itu salah. Apa yang Alex dapatkan saat ini hanya semu.
Setelah Alex mati, Niken cs tidak akan ingat pernah jadi temannya, Kian juga
tidak akan pernah ingat menjadi pacar Alex dan papanya juga tidak akan ingat
pernah bertemu Alex.
Alex sejenak terdiam mendengar ucapan teman-temannya tapi kemudian
dia memutuskan untuk tidak perdulinya. Ini hidupnya, jadi terserah dia mau
menjalaninya seperti apa. Alex meninggalkan teman-temannya dan langsung pulang
ke rumah. Dia menemukan bingkisan dan terletak di meja dan mengira itu dari
papanya, sebuah boneka kura-kura. Tapi dia langsung menjauhkan boneka itu
begitu sadar kalau boneka itu dari Oom Iwan yang meminta maaf dan meminta untuk
bicara. Alex tidak perduli dan memilih ke kamar, mengganti baju lalu menunggu
papanya. Tapi sampai jam delapan malam papanya tetap tidak datang.
Bab 16
Eric sedang bermain dengan game virtual reality yang
dibuatnya sementara Slash masih sibuk dengan buku ujian Eric. Eric menyuruh
Slash untuk berhenti saja membaca dan ikut bermain dengannya, tapi Slash tetap
membaca buku yang baru setengah dia selesaikan.
Bel pintu tiba-tiba berbunyi, ternyata Alex yang datang. Eric
langsung menghentikan permainannya dan Slash berubah menjadi kucing hitam. Eric
membukakan pintu untuk Alex dan mempersilahkannya masuk. Alex langsung bertanya
apa permintaannya yang dikabulkan itu semu? Eric membenarkan. Alex marah dan
merasa dibohongi tapi Eric mengatakan padanya kalau yang dia tawarkan memang
hanya bersenang-senang sebelum mati. Wajah Alex merah karena menahan kemarahan
dan dia langsung meninggalkan Eric. Eric sebenarnya merasa kasihan pada Alex
tapi sebagai Pangeran Kegelapan dia harus selalu bersikap jahat, jadi dia
berusaha menutupi perasaannya.
Alex menyetir mobil mama yang dipinjamnya di tepi jalan. Dia mulai
berteriak-teriak mengeluarkan kekesalannya karena merasa dibohongi oleh Eric.
Dia merasa kesal karena semuanya terjadi padanya, tidak ada yang baik dalam
hidupnya. Setelah puas berteriak-teriak, Alex pulang ke rumahnya dan mengurung
diri di kamar. Dia melihat kalender dan berusaha mencari cara untuk lepas dari
perjanjian kematian itu di sisa sembilan hari terakhirnya.
Besok paginya, Alex mencari Eric di sekolah dan bicara dengan cowok
itu. Dia meminta perjanjian itu dibatalin tapi Eric bilang tidak bisa. Alex
marah karena ternyata semua yang terjadi di hidupnya itu palsu, Eric
membohonginya. Eric malah menjawab dengan santainya bahwa dia setan dan
tugasnya memang seperti itu, kalau dia berbuat baik berarti dia itu malaikat.
Alex berteriak mengatakan kalau dia benci pada Eric lalu meninggalkan cowok
itu. Dia merasa bodoh karena dia malah membuat kesepakatan dengan cowok itu dan
menukar nyawanya. Seharusnya sejak dulu dia membenci dan menghindari sosok
keren itu.
Bab 17
Saat bangun di pagi hari, Alex menatap lesu ke kalender. Sisa
waktunya tinggal delapan hari lagi. Dia tetap menjalani hari-harinya seperti
biasa tapi tidak seantusias biasanya, berangkat ke sekolah sama Niken cs dan
menghabiskan jam istirahat dengan Kian. Tapi dia mengingatkan dirinya lagi
bahwa semuanya semu. Dia berusaha berbicara dengan Mimi dan Elmo, tapi dua
temannya menghindarinya dan tidak mau bicara dengannya. Itu membuatnya merasa
bersalah.
Di rumahnya, Eric sedang mengingat kejadian saat dia turun ke bumi
dan melihat seorang anak kecil yang pegangannya terlepas dari tangan mamanya.
Anak itu nyaris terlindas trus dan tanpa sadar Eric malah menolongnya,
bertentangan dengan sifatnya yang seharusnya. Dia pikir bahwa tidak ada yang
melihatnya tapi dia salah. Seorang pengawal kerajaan mengaku melihatnya dan
membuatnya menjalani hukuman seperti sekarang ini.
Slash menghampiri Eric dan menyindirnya karena tidak biasanya Eric
membolos seperti ini. Eric hanya berkata kalau dia malas dan itu membuat Slash
tertawa lebar. Memang seharusnya seperti itu. Eric meminta buku ujian dari
Slash, raja Sawa pernah mengatakan bahwa mungkin saja ada jebakan dalam ujian
kali ini. Slash sudah membaca sampai halaman lima ribu dan Eric masih harus
menyelesaikan empat ribu halaman lagi. Sampai sejauh itu, Slash belum membaca
sesuatu yang aneh. Eric mulai membaca buku itu, dia memang mencari jebakan itu
tapi pertanyaannya sekarang, dia ingin menghindari jebakan itu atau malah ingin
menyambutnya?
Kembali ke SMA Harapan, begitu pulang sekolah Alex membereskan
buku-bukunya dan berniat bicara dengan Mimi dan Elmo, tapi Kian keburu datang
dan mengajaknya pulang bersama. Kian sudah bicara pada Niken kalau dia yang
akan mengantar Alex pulang, keliatannya dia masih khawatir pada Alex. Begitu
sampai di depan rumah, Alex iseng bertanya kenapa Kian keliatan sangat khawatir
padahal saat Alex kecelakaan, dia tidak datang menjenguk. Kian bilang kalau
sebenarnya dia datang menjenguk tapi waktu itu Alex belum sadar jadi tidak tau.
Dia juga ikut membantu mengantar Alex ke rumah sakit, dia kembali karena buku
Lala ketinggalan dan dia melihat Alex kecelakaan, jadi dia ikut membantu. Dia
juga menjenguk Alex dan membawa boneka malaikat kecil untuk Alex. Alex terkejut
karena ternyata boneka itu dari Kian. Dia bertanya kenapa Kian mau mengantarnya
ke rumah sakit, dan Kian menjawab kalau dia tidak mungkin melihat orang yang
dia suka terbaring di jalan dan tidak menolongnya. Alex semakin terkejut karena
Kian ternyata sudah menyukainya sejak dulu. Seandainya dia mau bersikap lebih
manis, dia pasti bisa mendapatkan Kian, meskipun tanpa bantuan Eric.
Setelah tiga hari, Papa Alex bru menghubunginya dan mengajak jalan.
Rian sedang kuliah, jadi Alex hanya berjalan berdua dengan papanya. Selama
jalan bersama papanya, Alex malah semakin kecewa karena ternyata papanya tidak
seperti yang dia pikirkan. Papanya tidak bisa naik motor, jadi obsesinya selama
ini selalu naik motor untuk merasa lebih dekat dengan papanya itu salah. Papa
juga berselingkuh dan mempunyai anak dari perempuan lain dan seumuran dengan
Alex, selain itu, papanya juga tidak pernah memedulikan Alex dan kakaknya. Saat
itu juga kekaguman Alex pada papanya pupus sudah.
Mama sudah berada di rumah saat Alex diantar papa pulang. Papa
mengatakan kalau dia akan kembali ke Kalimantan besok dan pamit pada Alex dan
mama. Alex menatap punggung papanya yang menjauh dan membiarkannya pergi. Alex
merasa bersalah pada mamanya karena selama ini mamalah yang terluka dan
menderita. Mama juga berusaha membiayai kehidupan Alex dan kakaknya dengan
susah payah. Alex mencoba bicara pada mamanya kalau dia minta maaf tentang
kartu kreditnya, dia juga akan minta maaf pada Oom Iwan tentang apa yang
dikatakan Alex sebelumnya dan dia juga mengatakan kalau dia sayang pada
mamanya. Mamanya sedikit terkejut tapi dia juga mengatakan kalau dia juga
sayang pada Alex dan tersenyum. Alex pun berjalan ke kamarnya.
Bab 18
Alex berusaha melewati sisa tujuh harinya sebaik-baiknya, bukan
hanya dengan bersenang-senang. Dia ingin memperbaiki kesalahannya, pada
sahabatnya dan juga Oom Iwan. Alex menoleh dan melihat bangku Eric yang masih kosong,
cowok itu sudah dua hari tidak masuk sekolah dengan alasan keluar kota. Tapi
Alex malah merasa kalau Eric tidak datang karena dia, karena itu dia berencana
menemui cowok itu tapi setelah urusannya selesai.
Sepulang sekolah, dengan diantar Kian, Alex ke kantor mamanya dan
meminjam mobil mamanya. Kian langsung pulang begitu selesai mengantarnya.
Sebenarnya motor Alex sudah selesai diperbaiki, tapi Alex tidak berani minta
uang pada mamanya untuk membayar biaya bengkel. Dia tidak ingin bertengkar lagi
dengan mamanya.
Alex menyetir mobilnya ke rumah Elmo, dia ingin meminta maaf pada
kedua temannya tapi Elmo lebih mudah diajak bicara, jadi dia memilih bertemu
Elmo dulu. Tapi ternyata Elmo tidak ada di rumahnya dan dia ada di rumah Mimi.
Jadilah Alex ke rumah Mimi dan bertemu dengan dua temannya sekaligus. Begitu
bertemu, dia langsung minta maaf pada temannya. Dia sadar kalau dia itu salah
dan sudah bersikap jahat pada temannya. Dia sadar kalau dikatakan
teman-temannya itu benar dan dia sekarang sedang berusaha memperbaiki
kesalahannya. Permintaan maaf Alex tidak mendapat tanggapan dari Mimi dan Elmo,
Alex mengerti kalau teman-temannya pasti marah padanya dan diapun pamit pergi.
Sesampainya di mobil, Alex melihat kotak yang ada di mobilnya. Dia
kembali ke rumah Mimi dan memberikan kotak yang merupakan hadiah ulang tahun
untuk Elmo disertai permintaan maaf karena sebelumnya dia sudah melupakan ulang
tahun temannya. Mimi dan Elmo tidak mengatakan apapun mengenai permintaan maaf
Alex dan malah meminta Alex masuk ke rumahnya untuk makan siang karena dia
sudah memesan pizza dan sebentar lagi akan sampai. Alex awalnya merasa tidak
enak karena dia bersikap tidak baik pada temannya tapi temannya tetap bersikap
manis padanya. Dia ingin menolak tapi Mimi menariknya masuk ke rumah dan mereka
pun makan siang sambil mengobrol dengan riang. Satu lagi kesalahan yang
disadari Alex, dia sudah memiliki teman yang menentramkan hati seperti Elmo dan
Mimi tapi dia malah meminta teman tidak sejati seperti Niken cs.
Bab 19
Begitu pulang dari bertemu Mimi dan Elmo, Alex langsung datang ke
rumah Oom Iwan untuk meminta maaf. Oom Iwan menyambutnya dengan baik dan tidak
mempermasalahka sikap Alex sebelumnya. Oom Iwan berkata, kalau Alex memang
tidak suka dia dekat dengan mamanya, dia akan. . Oom Iwan tidak menyelesaikan
kata-katanya karena Alex berkata kalau dia tidak masalah kalau Oom Iwan dekat
dengan mama. Sebelumnya dia hanya kaget karena semuanya terjadi tiba-tiba tapi
dia berjanji, dia tidak akan bersikap kasar lagi pada Oom Iwan.
Oom Iwan tersenyum senang mendengar ucapan Oom Iwan dan mereka pun
pergi berdua untuk menjemput mamanya yang masih di kantor. Setelah itu, mereka
menyempatkan diri pergi berbelanja dan makan di restoran bersama seperti sebuah
keluarga. Alex sadar kalau ternyata Oom Iwan adalah orang yang benar-benar
baik. Bukan orang yang berpura-pura baik agar Alex menyetujui hubungannya
dengan mama Alex dan setelah itu mengabaikannya.
Malamnya, Eric duduk di teras belakang rumahnya sambil membaca buku
peraturan ujiannya. Dia sudah membaca sampai halama 7200 tapi dia tidak
menemukan sesuatu yang aneh. Selama Eric tidak membaca, Slash langsung
menggantikannya agar buku itu bisa cepat selesai. Slash menghampiri Eric yang
masih sibuk membaca. Eric mengatakan bahwa mungkin buku ini tidak ada
jebakannya. Slash mengiyakan, dia juga mengatakan bahwa hanya ada satu
peraturan aneh di halaman enam ribu. Bunyinya kontrak itu akan hangus kalau
permintaan diberikan kepada orang lain. Slash mengatakan bahwa itu tidak apa-apa
karena Alex hanya punya tiga permitaan dan Alex sudah menggunakan semuanya.
Eric jadi terdiam, Slash tidak tahu kalau sebenarnya Alex hanya menggunakan dua
permintaan, dan Alex masih memiliki satu permintaan lagi.
Bab 20
Sisa hidup Alex berusaha dilalui dengan sebaik mungkin. Dia kembali
naik motor ke sekolah karena motornya sudah ditebus oleh Oom Iwan. Niken cs
sempat menegurnya dan tidak setuju karena naik motor hanya akan merusak
penampilannya tapi Alex tetap suka naik motor. Meskipun dia tau Papanya tidak
tau naik motor, tapi Alex terlanjut jatuh cinta pada motornya.
Di sekolah, Alex sudah seminggu tidak melihat Eric. Dia sudah
menunda niatnya untuk mengunjungi cowok itu karena tidak akan ada yang berubah
pada akhirnya. Saat jam istirahat, Alex sudah ingin pergi ke kelas Mimi untuk
mengajaknya makan di kantin. Niken cs menahannya dan melarangnya berteman
dengan orang lain kalau dia menjadi anggotan geng mereka, kalau Alex tetap mau
pergi, dia akan dikeluarkan dari geng. Alex sempat berpikir tapi akhirnya dia
memutuskan untuk pergi dengan Mimi dan tidak masalah kalau dia memang
dikeluarkan dari geng Niken.
Waktu kematian Alex semakin dekat, tinggal satu hari lagi alias
besok. Alex sudah berusaha keras menjalani hidupnya sebaik mungkin di hari-hari
terakhirnya. Sebenarnya Alex tidak ingin pergi, tapi mau bagaimana lagi
semuanya sudah terjadi. Alex keluar dari kamarnya dan memutuskan untuk bertemu
Eric sekarang. Dia keluar dari rumahnya, pamit pada Oom Iwan dan Mamanya dan
melajukan motornya ke rumah Eric.
Alex datang ke rumah Eric dan menanyakan alasan cowok itu tidak
pernah masuk sekolah. Apa Eric takut ketemu Alex? Eric cuma meringis. Alex
meminta maaf pada Eric karena dia terlalu kecewa tapi dia tau kalau yang
terjadi itu kesalahannya sendiri. Eric tidak mempermasalahkan itu. Eric mencoba
menjelaskan pada Alex apa yang sebenarnya terjadi, alasan mengapa Eric
melakukan semua itu pada Alex. Semua itu adalah kewajiban dan bukannya
keinginan Eric. Alex mengerti.
Eric merasa bersalah pada Alex. Dia merasa kasihan karena
seharusnya Alex memiliki hidup yang masih panjang. Eric ragu sejenak, tapi
untuk mengurangi rasa bersalahnya, dia akhirnya mengatakan kalau Alex masih
punya satu permintaan. Alex baru menggunakan dua permintaanya dan dia masih
punya waktu tiga jam sebelum waktunya habis. Alex menggeleng dan mengatakan
kalau dia tidak menginginkan apapun, tapi Eric memaksanya untuk membuat permintaan
meskipun itu membuat ujiannya terancam gagal.
Akhirnya Alex setuju dan mengatakan permintaannya dan permintaannya
adalah dia ingin orang –orang yang dia sayangi bahagia, kata Alex tanpa beban.
Eric menatap ke arah Slash. Ujiannya gagal. Seketika cahaya merah mengenai Eric
dan Slash dan membawa mereka kembali ke langit.
Bab 21
Alex terbangun di teras rumah Eric dan tidak menemukan cowok itu,
juga temannya yang bernama Slash. Dia berusaha memanggil-manggil kedua orang
itu, tapi tidak ada suara. Dia melihat jam diponselnya yang menunjukkan pukul
sembilan malam, yang berarti dia tidak bermimpi dan waktu terus berjalan.
Alex mendekati motornya dan mengendarainya pulang, tapi dia
berhenti begitu dia melihat cahaya merah di taman. Alex berpikir bahwa itu
mungkin Eric, jadi dia mendekat dan ternyata memang Eric yang masih mengenakan
pakaian yang sama seperti tadi. Eric mengatakan kalau dia gagal dalam ujian dan
mengatakan penyebabnya karena Alex membuat permintaan untuk orang lain. Alex merasa
senang karena dia bisa kembali hidup seperti sebelumnya, tapi dia juga merasa
bersalah karena Eric gagal dalam ujiannya.
Eric meyakinkan Alex bahwa itu bukan salahnya, jadi Alex tidak
perlu merasa bersalah. Alex menatap cowok itu dengan kasihan, biar bagaimanapun
selam ini Eric sudah membantunya menyadari betapa berharga hidup ini. Cahaya
merah samar-samar mengiringi langkah Eric, Alex memanggil Eric dan mengatakan
kalau baginya, Eric adalah malaikat. Alex berharap kata-katanya bisa
meringankan sedikit beban Eric. Eric tersenyum, dan perlahan-lahan cahaya merah
yang melingkupinya berganti menjadi cahaya putih yang terang benderang dan dia
pun menghilang. Alex lalu meninggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanannya
ke rumah.
Pagi harinya, Alex memulai harinya yang baru, terlepas dari kontrak
kematian itu. Dia mulai memikirkan dari ketiga permintaannya itu, yang mana
yang terjadi bukan karena sihir Eric. Papa Alex tidak pernah menghubungi Alex
lagi, dan dia yakin kalau kedatangan Papanya adalah bagian dari permintaannya.
Dia masih memikirkan antara berteman dengan Niken cs atau pacaran dengan Kian,
yang mana yang bukan merupakan permintaannya.
Elmo dan Mimi datang ke rumah Alex untuk memastikan temannya itu
masih hidup. Alex menceritakan apa yang terjadi semalam dan teman-temannya
langsung memeluknya senang karena Alex masih hidup.
Di sekolah, Alex memarkir motornya dan berpapasan dengan Niken cs.
Dia menyapa ketiga cewek itu dengan tenang tapi tiga cewek itu hanya menatapnya
heran lalu berjalan melewatinya. Pengaruh sihir itu sudah berakhir untuk Niken
cs. Alex berbalik mendengar namanya dipanggil oleh Kian yang tersenyum padanya.
Alex mulai berpikir kalau Niken cs adalah bagian dari permintaannya, itu
berarti Kian. . . Alex berbisik bahwa hidupnya memang menyenangkan lalu
menghampiri Kian yang menjadi pacarnya berkat usahanya sendiri.
Sementara itu di langit, Eric dan Slash yang sudah berada di dua
kerajaan berbeda bertemu diam-diam. Eric tidak menyangka kalau Slash masih mau
bertemu dengannya. Sejak ujiannya gagal dan dia terlempar ke negeri malaikat,
persahabatannya dengan Slash terputus. Slash menggerutu mendengar ucapan Eric
dan mengatakan kalau mereka kan teman. Slash mengeluarkan pot yang berisi bunga
hidup pada temannya. Rumor bahwa pegawai istana Malvera melihat bunga putih itu
memang benar, tapi semenjak berita itu beredar, Eric tidak pernah lagi
menemukan bunga itu dan ternyata Slash lah yang menyembunyikan bunga itu
untuknya.
Eric tersenyum memandang sahabatnya. Slash memang setan tapi solidaritasnya
sangat tinggi. Meskipun sejak awal dia tahu rahasia Eric, dia tetap mau
membantu temannya itu. Slash beranjak pergi dari tempat itu dan Eric menatap
bunga putih di tangannya. Dia senang karena dia telah menemukan jati dirinya.
~Selesai~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar